Dua Wartawan Luka, Massa Jebol Pagar DPRD Sidoarjo

Sidoarjo, Bhirawa.
Petugas kepolisian bertindak tegas setelah pendemo di depan gerbang DPRD Sidoarjo mulai anarkis.
Tiga orang mengalami luk-luka ringan dalam aksi unjuk rasa menentang penetapan Omnibus Law di depan Kantor DPRD Sidoarjo yang berujung ricuh, Kamis (8/10).

Informasi yang disampaikan Humas Polresta Sidoarjo, Ipda Novianto menyebutkan ketiga orang itu adalah fotografer Jawa Pos, Boy Slamet yang mengalami luka ringan di tangan kiri akibat tertimpa pintu pagar besi kantor DPRD yang roboh akibat didorong masa pengunjukrasa.

Selain itu ada juga mahasiswa bernama Risdan (19) yang terluka di kepala akibat terkena lemparan batu dari arah belakang. Mahasiswa Fisip jurusan Ilmu Komunikasi semester 3 itu sempat dirawat di klinik DKT namun saat ini sudah pulang.

“Ada juga seorang lagi dari wartawan yang luka, namun kami belum mendapatkan informasi terkait nama dan medianya,” imbuh Ipda Novi. Sementara dari sisi aparat keamanan dipastikan tidak ada yang mengalami luka-luka dan insiden itu.

Kericuhan terjadi dipicu massa terlalu lama menunggu rekan mereka yang sedang beraudiensi dengan anggota dewan di dalam gedung DPRD Sidoarjo. Massa pendemo mulai berdiri dan meminta kawan mereka agar segera keluar dari audiensi di dalam gedung tersebut.

Hitung mundur yang dikomandoi orator membuat massa aksi perlahan mulai merangsek ke depan pagar gedung dewan. Akibatnya sempat terjadi aksi saling dorong mendorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang berjaga.

Akibatnya, pagar besi kantor dewan yang berlokasi di sekitar alun-alun kabupaten Sidoarjo itupun akhirnya ambruk dan menimpa wartawan, khususnya para juru foto yang bersiaga menunggu momen kejadian tersebut.

Beberapa mahasiswa ada yang terjatuh akibat saling dorong. Lempar batu dan botol air mineral pun terjadi. Ipda Novi menambahkan ada seorang mahasiswa yang semapat diamankan aparat kepolisian namun tak lama kemudian langsung dilepas.

Tak berselang lama, barisan pengunjukrasa yang sebagian besar dari unsur mahasiswa dari berbagai universitas di Sidoarjo berhasil dihalau oleh aparat keamanan. Bahkan kerumunan mahasiswa itupun sempat berlarian ke belakang untuk menghindari aparat keamanan yang bergerak maju.

Setelah kejadian itu, aksi menentang UU Cipta kerja pun berlangsung lebih kondusif setelah aparat keamanan coba melakukan dialog dengan korlap aksi yang mengomando rekan-rekannya di luar pagar kantor lembaga legislatif itu.

Upaya menurunkan tensi unjukrasa itu juga dilakukan legislator asal Gerindra, Mimik Idayana yang keluar pagar dan menemui massa pendemo. Di hadapan massa anggota Komisi D tersebut menyatakan lembaganya menyatakan ikut menolak Omnibus law dan telah mengirimkan surat resmi ke Jakarta. (hds)

Tags: