Dubes Australia Kunjungi SDN Ngadisari II

Kunjungan Dubes Australia di SDN Ngadisari II. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Untuk mengetahui perkembangan pendidikan di Kabupaten Probolinggo, Duta Besar (Dubes) Australia untuk Perempuan dan Remaja Putri, Dr Sharman Stone dan Dr Mark Hayward Direktur Inovasi Jakarta mengunjungi SDN Ngadisari II, Kecamatan Sukapura. Kunjungan pada Rabu (27/11) kemarin sekaligus untuk menjalin kerjasama Indonesia dengan Australia.
Kerjasama ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan standar kehidupan yang lebih baik. Kerjasama juga untuk mengarah kepada kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam rangka meningkatkan hasil pendidikan dan infrastruktur
Bupati Probolinggom, Hj P Tantriana Sari SE, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Supoyo, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Kepala Bappeda Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo dan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo Yulius Christian menyambut dengan baik kunjungan Dubes Australia ini. Pada kunjungan ini, Duta Besar Australia Direktur Inovasi Jakarta berkesempatan melihat proses belajar di SDN Ngadisari II Kecamatan Sukapura.
Menurut Dr Mark Hayward, kunjungan ini dilakukan dalam rangka untuk melihat perkembangan di sekolah yang telah melaksanakan program multigrade. ”Dari hasil pemantauan kami terhadap penerapan program ini telah dilaksanakan dengan baik. Gurunya menerapkan dengan baik dan para siswa juga dapat belajar dengan baik.
Menurut Mark Hayward, terdapat 100 lebih penambahan untuk lembaga pendidikan. Nantinya akan dilimpahkan kepada Dinas Pendidikan dalam pemantauannya. Model inovasi ini dapat diterapkan kepada lembaga pendidikan lain di lingkungan Kabupaten Probolinggo. ”Saya yakin, kemampuan kapasitas Program Multigrade bisa disebarkan. Program ini milik Kabupaten Probolinggo bukan milik Program Inovasi dari luar,” ungkapnya.
Bupati Probolinggo Hj Tantriana menjelaskan, kelas literasi dan multigrade merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kendala kekurangan guru pendidik. Hingga kini terdapat 100 lebih lembaga – lembaga sekolah yang akan dikembangkan menjadi kelas multigrate. Diharapkan program ini menjadi sebuah program terbaik untuk Kabupaten Probolinggo.
“Semoga program yang diberikan untuk Kabupaten Probolinggo dapat memberikan perkembangan yang lebih baik dan berkualitas. Serta mampu mencetak anak-anak Kabupaten Probolinggo menjadi cerdas serta menciptakan anak generasi muda yang berkualitas untuk masa depannya,” harapnya.
Dalam kerjasama itu, Dr Sharman Stone dan Dr Mark Hayward melakukan koordinasi dengan Bupati Hj Tantriana diikuti segenap pejabat OPD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Kecamatan Sukapura.
Rakor ini digelar setelah Tim Australia melakukan kunjungan ke SDN Ngadisari II di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura. Kunjungan ini sengaja dilakukannya bertepatan dengan 16 hari aktivisme melawan kekerasan berbasis gender. Hal ini merupakan sebuah kampanye internasional tentang kesetaraan perempuan dalam politik, ekonomi dan sosial.
Bupati Hj Tantriana mengaku kini masih ada keprihatinan terhadap pernikahan dini dan perceraian yang cukup tinggi. Pemerintah Daerah terus berupaya untuk menekan adanya penikahan dini dan perceraian.
“Di sisi lain, ada hal-hal yang membanggakan di enam tahun terakhir bahwasannya pemberdayaan perempuan terlaksana dan dapat berjalan dengan baik demi peningkatan kesejahteraan hidup,” katanya.
Lebih lanjut, Bupati Hj Tantriana menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr Sharman Stone dan Dr Mark Hayward yang telah memberikan program kerjanya untuk kemajuan Kabupaten Probolinggo. ”Semoga program ini dapat bermanfaat dan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Probolinggo,” harapnya.
Dr Sharman Stone berbicara tentang kepemimpinan perempuan di acara puncak Konferensi Nasional Tentang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Indonesia yang diselenggarakan oleh Bappenas dan didukung Pemerintah Australia, serta dalam Dialog Australia – Indonesia Tentang Kepemimpinan Perempuan dalam Pelayanan Publik.
“Saya sangat senang dapat kembali ke Indonesia dan bertemu dengan para pemimpin perempuan saat ini. Seorang pembuat kebijakan yang bekerja untuk memajukan kesetaraan gender, khususnya di Kabupaten Probolinggo,” tambahnya. [wap]

Tags: