Dubes Inggris Apresiasi Peran Ponpes Tangkal Radikalisme

Duta Besar Kerajaan Inggris untuk RI Moazzam Malik didampingi Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Hakim Mahfudz bersama istri Gus Sholah, Hj Faarida S menyempatkan ziarah dan berdoa di makam pendiri NU, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kamis (27/4). [ramadlan]

Jombang, Bhirawa
Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Republik Indonesia Moazzam Malik mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang,  Kamis (27/4).
Dubes penganut muslim tersebut mengapresiasi peran ponpes yang salah satunya adalah Ponpes Tebuireng dalam menangkal risiko ekstrimisme dan radikalisme di Indonesia
“Indonesia jauh lebih berhasil mengelola risiko ekstrimisme dan radikalisme daripada negara lain di dunia,”ujarnya di hadapan sejumlah media.
Keberhasilan Indonesia, lanjut Dubes Mozzam tak lepas dari peran ponpes, pemerintah dan kesamaan ideologi nasional di negara ini. Meski jumlahnya kecil, menurutnya paham radikalisme telah masuk ke Indonesia dan hal ini juga perlu diwaspadai oleh para politisi maupun non politisi. “Indonesia mempunyai ideologi Pancasila dan motto Bhineka Tunggal Ika, di mana semua golongan di Indonesia setuju dengan ideologi tersebut,” ungkap Dubes Moazzam.
Dubes yang fasih berbahasa Indonesia itu juga menandaskan beberapa kali tentang peran ponpes dan kelompok keagamaan seperti Nadlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang dianggap penting menjaga kerukunan dan kedamaian di Indonesia.”  Dengan jumlah 30 ribu lebih pondok pesantren di Indonesia yang jika mereka mengajarkan hal yang bagus kepada santri – santrinya, termasuk kerukunan dan kedamaian, maka akan ada output yang bagus pula untuk negeri ini, yakni kedamaian,” tandasnya.
Sementara untuk kerjasama antara santri – santri ponpes dengan pelajar di Inggris, kendala bahasa sebagai sarana komunikasi masih menjadi tantangan. Dubes Moazzam menganggap santri – santri di ponpes perlu diajari Bahasa Inggris sebagai modal awal untuk kerjasama tersebut.
Hal senada juga disampaikan pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah). Terbukanya kesempatan belajar keluar negeri bagi pelajar dan santri Indonesia perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan mereka menguasai Bahasa Inggris.  “Kemampuan mahasiswa dan santri untuk belajar Bahasa Inggris perlu kita tingkatkan. Itu saja kuncinya,” pungkas Gus Sholah.
Seperti diketahui, sekitar 3 juta warga Inggris atau 5% dari total warga negara tersebut adalah penganut muslim. Seperti hal nya negara lain, Inggris juga sedang menghadapi risiko radikalisme. Selain ke Ponpes Tebuireng Jombang, Dubes Moazzam juga berencana mengunjungi beberapa ponpes ternama di Jatim dalam 2 hingga 3 hari ke depan.
Dalam kunjungannya, Dubes Moazzam didampingi Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Hakim Mahfudz, bersama istri Gus Sholah, Hj Faarida S menyempatkan ziarah dan berdoa di makam pendiri NU, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). [rur]

Tags: