Kasie Intelijen Kejari Batu, Deddy Agus 0,SH.MH
Kota Batu, Bhirawa
Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Batu terus mengembangkan penyidikan kasus dugaan korupsi pemotongan honorarium petugas Bantuan Polisi (Banpol) Satpol PP Batu tahun 2017. Hasilnya satu lagi pejabat Satpol PP Kota Batu ditetapkan menjadi tersangka. Sebelumnya Kepala Satpol PP Batu telah menjadi tersangka dan kasusnya sudah disidangkan di Pengadilan Tipikor di Surabaya.
Diidentifikasi pejabat yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Anita Yulianti Ningsih (AY) yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Satpol PP Kota Batu. Ia menjadi tersangka dari hasil pengembangan penyidikan terhadap Kepala Satpol PP Batu, Robiq Yunianto (RY) yang telah menjadi tersangka pertama. Penetapan tersangka terhadap Anita Yulianti Ningsih (AY) dibenarkan Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kejari Batu, Deddy Agus 0,SH MH.
“Bahkan untuk tersangka RY saat ini sudah memasuki proses persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya,”ujar Dedy saat dikonfirmasi, Rabu (3/4). Adapun untuk tersangka AY, proses penyidikannya akan rampung dalam satu atau dua bulan ke depan. Karena saat ini sudah ada 2 alat bukti yang memenuhi syarat untuk menetapkan AY sebagai tersangka.
Adapun dalam penyidikan Petugas Kejari, aksi dugaan korupsi yang dilakukan RY dan AY telah menyebabkan kerugian Negara sebesar Rp 497 juta. Kesimpulan kerugian Negara ini berdasarkan penghitungan BPKP dan hasil penghitungan dari tim Kejaksaan Negeri Batu.
“Meski sudah ditetapkan tersangka, Kejari tidak melakukan penahanan kepada kedua tersangka ini karena keduanya kooperatif dan tidak mempersulit jalannya proses penyidikan. Selain itu Kejari sudah menguasai atau memegang barang bukti,” jelas Dedy.
Diketahui, Kejari Kota Batu telah menemukan indikasi kasus dugaan korupsi dengan modus pemotongan honorarium Banpol yang bertugas di Satpol PP Batu dan penyidik memperoleh bukti kuat bahwa pada taun 2017 kedua tersangka di atas telah melakukan pemotongan honorarium yang menjadi hak bawahannya. [nas]
