Dugaan Pengeroyokan, Istri Ketiga Seorang Dokter di Jombang Laporkan Istri Kedua

Ninik Pratiwi saat diwawancarai wartawan, Kamis (17/06). (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa
Seorang perempuan yang mengaku sebagai istri ketiga dari pernikahan siri dengan dr. Husnu Raji’in, Ninik Pratiwi, melaporkan istri kedua dr. Husnu Raji’in, Anjarwati dan tiga orang lainnya dalam kasus dugaan pengeroyokan. Menurut Ninik Pratiwi, Anjarwati merupakan istri kedua dr. Husnu Raji’in yang dinikahi secara siri.

Pada Laporan Polisi Nomor. TBL-B/56/VI/RES.1.6/2021/RESKRIM/SPKT Polres Jombang itu, Ninik Pratiwi melaporkan Anjarwati (43), Husnu Raji’in (57), Safira (21), dan Salsa (20) pada kasus dugaan pengeroyokan yang menimpah dirinya.

Ninik Pratiwi, Kamis (17/06) mengatakan, pada tanggal 13 Juni sekitar magrib setelah dari daerah Sengon, Jombang, dirinya bersama anak terkecilnya lewat Jalan Pattimura, Jombang Gang III Blok F Nomor 35, anaknya kemudian berujar jika ayahnya ada di tempat tersebut.

“Iya dik, karena saya selama ini kalau bilang ke anak saya itu rumah milik sopir suami saya. Saya nggak bilang kalau itu istri keduanya bapaknya. Karena selama ini kan saya belum ‘ngasih’ tahu, karena masih kecil dan belum layak saya beritahukan status orang tua,” ungkap Ninik Pratiwi.

Kemudian ia memilih tetap melanjutkan perjalanan dan tidak berhenti karena ia belum menjalankan Salat Magrib. Ia memilih melanjutkan perjalanan ke rumah kakaknya yang berada di daerah Pandanwangi, Jombang.

“Saya salat dulu, habis itu saya terbesit. Selama ini memang kan tidak pulang selama dua bulan, sejak April. Anak saya itu ‘nyari’,” sambung dia.

Akhirnya ia pun kembali lagi ke rumah di Jalan Patimura itu. Ia pun kemudian menceritakan kepada dr. husnu hal ikwal bahwa anaknya selama ini mencari ayahnya. Pada saat itu, kepada suami sirinya, Ninik Pratiwi ingin membahas soal surat perjanjian, namun suaminya tidak mau membahasnya.

“Saya ikut masuk, kejar-kejaran gitu lho. Pak Husnu masuk ke rumah itu tadi, terus ada istri keduanya dan bilang ‘lapo kok mrene’. Saya bilang, ‘nyari’ bapaknya anak-anak. Habis itu suami saya ikut masuk ke ruang tamu, saya kejar lagi, sempat cek-cok, terus saya didorong pakai pintu supaya saya nggak masuk, tapi saya tetap berusaha masuk. Akhirnya duduk baik-baik di ruang tamu,” beber Ninik Pratiwi menceritakan.

Dikatakannya, setelahnya, anak terkecil Ninik pun ikut masuk, kepada suaminya, Ninik pun mengatakan jika anaknya mencarinya. Menurut Ninik, saat itu dr. Husnu pun terdiam. Ninik pun kemudian meminta agar Husnu menandatangani sebuah surat pernyataan, dan Husnu pun menolak.

Lanjut dia, istri siri kedua dari dr Husnu kemudian keluar dan sempat mengolok-olok anak terkecil Ninik dengan sebutan anak haram. Ninik pun menjadi marah dan terjadi cek-cok.

“Masih cek-cok belum ada penganiayaan. Terus saya kan teriak-teriak, saya bilang, itu anakmu, nggak disambut, kan kasihan anak saya. Istrinya dan anak-anaknya ikut olok-olok anak saya. Terjadi cek-cok lagi, sampai di puncak penganiayaan itu, pas anak saya nangis. Habis itu istri keduanya itu dorong saya, anak-anaknya juga ikut, sampai saya terdorong, jatuh, jatuhpun itu saya masih sempat ditonjokin, ditendang, anak saya sampai menjerit. Nah suami saya itu ikut bantuin istri keduanya,” kata Ninik.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Teguh Setiawan saat dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari pihak Ninik Pratiwi.

“Baru kemarin mas,” tulis Kasatreskrim lewat pesan What’s App (WA) Telepon Seluler (Ponsel) nya.

Dia juga menjelaskan jika belum ada pemeriksaan karena personil yang menanganinya masih menjalani cuti.

Sementara itu pihak terlapor, Anjarwati mengatakan, dirinya masih belum mengetahui jika ia dilaporkan atas kasus dugaan pengeroyokan tersebut.

“Saya belum ada panggilan apa-apa. Tunggu nanti kalau sudah ada panggilan,” tulis Anjarwati melalui WA Ponselnya kepada wartawan.

dr. Husnu Raji’in sendiri saat dikonfirmasi mengatakan ia selama dua bulan terakhir memang tidak pulang ke rumah yang ditinggali Ninik Pratiwi.

Husnu menyebutkan, Ninik meminta tambahan nafkah kepadanya, yang selama ini Husnu sendiri mengaku sudah memberikan nafkah kepada Ninik.

“Sebulan menurut saya sudah cukup. Nggak perlu disebutkan nominalnya kan, sudah cukup, tapi dia masih kurang. Dan itu sudah melebihi kemampuan saya, makanya saya ‘ndak’ pulang. Masalahnya utamanya itu sebenarnya,” ungkap Husnu.

Husnu sendiri mengaku akhir-akhir ini pendapatannya menurun, karena terjadi pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada turunnya jumlah pasien, ditambah lagi sekitar tiga tahun lagi ia memasuki masa pensiun.

“Makanya saya nggak mau repot. Ninik itu ya begitu, materialistik, ingin tampil ‘wah’. Daripada saya ribut terus, makanya saya ndak pulang. Sebetulnya anaknya sih WA saya terus, kapan pulang, kapan pulang,” tutur Husnu.

Selain itu Husnu menambahkan, Ninik juga meminta agar dirinya memberikan tekanan dari segi asuh anak.

“Jadi anak yang dua itu mau disuruh saya ‘ngasuh’, mau dikasihkan saya, kalau ‘nggak’ mau nambah uang (nafkah) itu. Saya kan ‘nggak’ bisa, saya kan repot, saya kerja pulang hampir magrib, malam juga keluar lagi. Jadi dia minta pengasuhan anak dibagi, Selasa sama Jumat dikasihkan saya. Kan saya di rumah juga ada anak saya yang lain dari istri yang lain, kan ‘nggak’ setuju,” tuturnya lagi.

Dikatakan Husnu, surat pernyataan yang dimintakan Ninik untuk ditandatanganinya itu yakni surat pernyataan pengasuhan anak. Menurut Husnu, pada waktu terjadi cek-cok itu, Ninik meminta Husnu untuk menandatanganinya.

“Dia mengajak saya, menyeret saya, saya ‘ndak’ mau, sampai kacamata saya lepas, jatuh, untung ‘nggak’ pecah. Saya suruh pergi dia, cuma saya suruh pergi, bukan dikeroyok, saya suruh pergi tapi dia ‘nggak’ mau,” ucap Husnu.

Saat itu Husnu mengaku melerai. Ia membantah jika Ninik saat itu dikeroyok oleh beberapa orang. Menurutnya, tidak mungkin jika terjadi pengeroyokan.

“Dia sakit hatinya kenapa, karena ‘tak’ cerai waktu itu, ‘tak’ talak malam itu. Karena bikin ribut terus, ‘nggak’ bisa tenang saya,” pungkas Husnu.(rif)

Tags: