Duka Keluarga Atlet Paralayang Korban Bencana Gempa Palu

Dua putra atlet paralayang Ardy Kurniawan korban bencana gempa di Palu, Hafiz Ardiwan 5 tahun dan Alfar 2 tahun di rumah duka di Kota Batu.

Saksikan di Televisi, Tangis Langsung Pecah Saat Jasad Ardy Ditemukan Basarnas
Kota Batu, Bhirawa
Harapan keluarga yang ingin agar Ardy Kurniawan, atlet paralayang Kota Batu ditemukan dalam kondisi selamat pupus. Tim Basarnas yang telah berjuang keras mencari Ardy diantara puing-puing reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu, telah menemukan Ardy dalam kondisi terbujur kaku. Pilu dan duka mendalam pun dirasakan keluarga besar Ardy.
Pagi itu, Selasa (2/10), sekitar pukul 08.30 keluarga besar Ardy yang beralamatkan di Jalan Trunojoyo Gang IV Nomor 7, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu tengah berkumpul. Mereka dengan serius menyaksikan tayangan di salah satu stasiun televisi yang menayangkan prosesi evakuasi korban bencana gempa di Palu.
Di tengah keseriusan menonton tayangan itu, seluruh keluarga spontan langsung menangis histeris, saat mengetahui jika salah satu korban meningal dunia yang dievakuasi dari Hotel Roa Roa, adalah jasad Ardy. Sontak saja, tangis histeris itupun mengundang tetangga-tetangga Ardy yang langsung berdatangan di rumah duka.
Mereka langsung mendirikan tenda dan menggelar tikar untuk menerima para pelayat yang mulai berdatangan. Peluk cium serta tangis langsung pecah setiap ada kerabat ataupun sahabat almarhum yang datang di rumah duka. Semua kenangan tentang Ardi pun muncul di benak semua anggota keluarga, termasuk sang ayah, Sugiono.
“Sebenarnya dia berencana tidak berangkat ke Palu, tapi mungkin itu memang sudah takdirnya. Sebelum berangkat Ardy sempat terbang (paralayang) bersama saya,”kenang Sugiono.
Ia menceritakan bahwa waktu terbang di Puncak Gunung Banyak, Kota Batu, dirinya sempat mengingatkan anaknya kalau cuaca agak buruk. Karena saat itu Sugiono melihat ada segumpal awan hitam di atas mereka.
“Padahal sudah saya tunjukkan kalau awannya di atas kita, tapi Ardy malah melihat menerawang ke depan, ke arah yang lain, kemudian dia berucap, cuacanya bagus kok,”cerita Sugiono. Akhirnya, keduanya pun tetap terbang.
Sugiono tidak menyangka kalau itu adalah terbang terakhirnya bersama anaknya. Kesedihan semakin terasa karena selain meninggalkan istri, Fitria, kematian Ardy juga meninggalkan 2 bocah yang masih balita, Abigael Hafiz Ardiwan, 5 tahun, dan Alfar, 2 tahun.
Duka mendalam juga dialami Taufiq Muchsin, salah satu Atlet Paralayang Kota Batu yang ikut serta dalam Festival Nomoni di Palu. Taufiq berhasil selamat bersama 11 atlet paralayang dari berbagai daerah setelah mencari tempat aman sejak gempa pertama datang.
“Kami (11 orang atlet paralayang) mengetahui jika gempa ini berpotensi tsunami. Karena itu kami sepakat untuk mencari tempat aman dengan menggunakan mobil pick up dan 1 sepeda motor,”ungkap Taufiq.
Ia bercerita bahwa dalam kejuaraan nasional paralayang di Palu ini, penampilan Ardy sangat bagus. Bahkan Ardy mendapatkan nilai terbaik dalam Cross Country.
Sementara, tokoh paralayang Kota Batu, Yoshi Marinda Pasha terlihat tak sanggup lagi menahan kesedihannya. Ia pun meminta izin mengakhiri perbincangannya dengan awak media. “Kita kehilangan putra terbaik bangsa. Mohon maaf ya, saya belum bisa memberikan keterangan lebih jauh, masih berduka. Saya di wakili Mas Haris (Haris Effendi, tokoh paralayang) saja,”ujar Yossi.
Haris menceritakan hubungan mereka bertiga (Haris, Yossi, Ardy) memang sangat erat sekali. Ardy tidak hanya dikenal sebagai atlet nasional namun juga termasuk atlet paralayang angkatan pertama. “Kita dahulu tergabung dalam klub paralayang pertama di Batu. Mas Yoshi manajernya. Dan Ardy adalah atlet paralayang Kota Batu pertama yang diajak ke Turki,” ujar Haris.
Ardi pernah meraih Juara 1 kelas beregu Paragliding Accuracy Landing World Cup (PGAWC) tahun 2017. Ia juga meraih 2 medali emas dan satu perunggu dalam Asian Games tahun 2011, sementara dalam Asian Games tahun 2018 ia sebagai cadangan.
Terpisah, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengaku dirinya sangat berduka dan prihatin atas apa yang menimpa Ardy Kurniawan. Namun ia juga bersyukur karena sudah mendapatkan kejelasan atas kondisi dan keberadaan almarhum.
“Saya meminta agar jenazah Ardy bisa dievakuasi ke Kota Batu untuk dimakamkan. Tapi saya belum mengetahui secara persis apakah Tim Basarnas membolehkan jenazah Ardi dipulangkan, namun saya akan membuat surat untuk meminta pemulangan jenazah Ardi,”ujar Dewanti. [Anas Bachtiar]

Tags: