Dukung MAJU, PMK Surabaya Pecat Pegawai Outsourcing Secara Sepihak

Pegawai Outsourcing PMK kota Surabaya ketika bertemu dengan Paslon MAJU mengadukan pemecatan sepihak oleh Dinas PMK Pemkot Surabaya. [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Tangan besi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali memakan korban, kali ini Fahrul Suganda, pegawai outsourcing Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya harus kehilangan pekerjaanya lantaran mendukung calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomer urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman.

Dalam surat nomer 880/4931/436.7.6/2020 menyatakan pemecatan warga Jl. Gembong, Kelurahan Kapasan ini dinilai merugikan Dinas PMK lantaran mendukung paslon nomer 2.

Fahrul Suganda menceritakan, kronologisnya pada hari minggu yang lalu dirinya pengumpulan masa pada kampanye Machfud Arifin-Mujiaman pada hari Minggu lalu itu.

“Waktu itu, kapasitas saya sebagai Ketua RW 05 Gembong Barat, Kelurahan Kapasan, bukan sebagai pegawai PMK. Bahkan itu hari minggu bukan jam kerja,” ungkapnya.

Yang lebih anehnya, Surat Pemecatan dirinya yang di tandangani Kepala Bidang Oprasional dan Peningkatan Kapasitas, Bambang Vistadi tanpa ada peringatan terlebih dahulu.

“Pemecatan itu, tanpa SP 1 (Surat Peringatan) atau SP 2. Tiba-tiba saya dipanggil dimintai keterangam setelah itu diberi surat pemecatan,” katanya.

Menurut Fahrul, ini bentuk kesewenang-wenangan dan arogansi pemimpin, melakulan pemecatan sepihak tanpa alasan yang jelas. Dengan pemecatan itu, Fahrul merasa telah didzolimi oleh penguasa saat ini.

“ini negara Demokrasi, saya punya hak Politik sebagai warga negara. Yang penting saya tidak berkampanye waktu jam kerja, saya juga tidak menggunakan pakaian Dinas. Saya sebagai ketua RW,” katanya.

Bahkan Fahrul mengungkapkan, banyak juga petinggi-petinggi PMK yang telah mendukung Paslon nomer 01, Eri Cahyadi-Armuji. “Pada saat tes kesehatan di PMK ada juga pimpinan mengatakan bantuan tes kesehatan ini dari Pak Eri, padahal itu yang memfasilitasi Pemkot, Tapi kenapa tidak ditindak? Kenapa yang mendukung 02 ditindak yang mendukung 01 tidak ditindak. Ini tidak adil,” katanya.

Selain Fahrul Suganda, Inggil Dono Sapuro Warga Bronggalan Sawah pegawai outsourcing PMK yang juga mengalami tekanan dan ancaman lantaran mendukung Paslon nomer 2 Machfud Arifin-Mujiaman.

“Saya juga dapat ancaman dari pimpinan karena mendukung 02. Saya tidak takut karena ini sebuah perjuangan saya untuk perubahan Surabaya yang lebih maju dan lebih baik,” ungkap pria yang sudah 8 tahun menjadi petugas PMK ini. [dre]

Tags: