Dukung Penguatan Rupiah

Rupiah mencatat penguatan tertinggi selama 18 pekan, kini bernilai Rp 15.024,- per-US$. Tetapi masih harus dikatrol sampai pada batas ambang “martabat” keadilan moneter. Kunci penguatan rupiah, disokong melalui kebijakan penempatan devisa hasil ekspor di dalam negeri. Serta kebijakan hilirisasi (manufaktur) beberapa komoditas unggulan ekspor, terutama nikel, dan bijih bauksit. Segenap masyarakat juga bisa ber-partisipasi mendukung penguatan rupiah, dengan berhemat tidak mengganti HP baru.

Penguatan kurs rupiah secara langsung menaikkan “martabat” moneter. Karena APBN (dan APBD seluruh Indonesia) akan nampak lebih besar di hadapan dolar Amerika Serikat (US$). Dalam APBN 2023, kurs dolar Amerika Serikat dibanderol senilai Rp 14.800,- per-US$. Sehingga pemerintah (bersama Bank Indonesia) berkewajiban menyesuaikan dengan UU Nomor 28 Tahun 2022 Tentang APBN 2023. APBN berkekuatan Rp 3.061 trilyun lebih.

APBN tahun 2023 telah mulai berlaku sejak 1 Jnuari 2023. Ironisnya, kurs dolar Amerika Serikat selalu di atas Rp 15 ribu per-US$. Pada tanggal 2 Januari 2023 masih senilai Rp 15.500,- per-US$. Bahkan selama 3 baulan akhir tahun 2022 nilai mencapai Rp 15.700,- per-US$. Andai nilai dolar AS tertinggi bertahan, maka nilai APBN tahun 2023 hanya sebesar US$ 194,979 milyar. Namun sejak pekan kedua Januari 2023, rupiah bangkit melejit pada nilai Rp 15.100-an per-US$.

Nilai rupiah saat ini sebesar Rp 15.024,- per-US$. Maka nilai APBN dalam dolar Amerika Serikat senilai US$ 203,752 milyar. Naik US$ 7,246 milyar dibanding ketika APBN disahkan (27 Oktober 2022), dengan kurs dolar Amerika sebesar Rp 15.578 per-US$. Peningkatan nilai APBN dalam US$ akan meningkatkan kepercayaan investor luar negeri pada masa resesi global. Niscaya menarik investasi masuk ke Indonesia semakin besar.

Secara akumulatif, investasi yang semakin besar akan membuka lapangan kerja. Di-iringi pertumbuhan nasional positif, serta neraca perdagangan selama tahun 2022 masih surplus diperkirakan sebesar US$ 56 milyar. Perekonomian nasional sedang “baik-baik saja.” Begitu pula seluruh Eropa, dan Amerika Serikat, yang dibayangi resesi, kini mulai menggeliat bangkit. Kebijakan meningkatkan suku bunga sudah mulai melandai, di AS, dan kawasan Eropa.

Kebijakan bidang manufaktur (pengolahan) telah dipersiapkan sejak bulan Januari 2023. Pemerintah akan mulai hilirisasi secara ketat komoditas ekspor sumberdaya alam (SDA). Antara lain nikel, dan bijih bauksit, dalam bentuk bahan mentah. Hilirisasi nikel, dan bauksit akan menambah nilai perekonomian dalam negeri, sekaligus penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Dulu nilai ekspor nikel hanya US$ 1,1 milyar (mentah). Saat ini sudah mencapai US$ 30 milyar.

Seluruh hasil SDA akan disesuaikan amanat konstitusi. Termasuk nanti per-Juni 2023, ekspor bahan mentah bauksit dihentikan, digantikan hasil olahan. UUD pasal 33 ayat (3), menyatakan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat.” Walau Uni Eropa mengadukan Indonesia diadukan ke WTO (World Trade Organization).

Uni Eropa kelimpungan, karena tidak bisa memperoleh nikel dengan harga murah. Nikel akan menjadi komoditas sangat strategis, sebagai bahan baku utama kendaraan listrik berbasis baterai. Tetapi gugatan Uni Eropa akan dihadapi Indonesia dengan dalih konstitusi. Juga pengalaman trauma kolonilisasi zaman “jahiliyah,” Ketika Eropa menjajah bangsa-bangsa Asia dan Afrika.

Uni Eropa tidak dapat memperoleh seluruh keinginan, dengan mengorbankan kepentingan nasional negara lain (pemilik SDA).

Penguatan rupiah patut disokong seluruh rakyat, dengan cara hidup berhemat. Mencegah mengkonsumsi barang dan komoditas impor.

——— 000 ———

Rate this article!
Dukung Penguatan Rupiah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: