Dukungan Pengurus pada Capres-Cawapres Bersifat Pribadi

logo NU 2Jakarta, Bhirawa
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan dukungan pengurus NU dan perangkatnya di semua tingkatan kepada calon presiden-wakil presiden bersifat pribadi, tidak mewakili organisasi.
“Keterlibatan sementara pengurus PBNU dan lembaga, lajnah, badan otonom NU baik tingkat pusat maupun daerah dalam mendukung pasangan capres dan cawapres yang terjadi saat ini adalah murni inisiatif pribadi, yang diharapkan tidak akan menimbulkan kebingungan, konflik, dan perpecahan di kalangan warga NU,” kata Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud di Jakarta, Kamis.
Menurut Marsudi, PBNU telah mengeluarkan surat edaran yang menegaskan netralitas NU secara organisasi dalam kontestasi Pemilu Presiden 2014.
Surat edaran yang diterbitkan pada tanggal 2 Juni 2014 itu ditandatangani oleh Penjabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri, Katib Aam PBNU KH A Malik Madaniy, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud.
Menurut Marsudi, surat edaran itu diterbitkan setelah mempertimbangkan dengan seksama perkembangan situasi politik kebangsaan menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014.
“Poin pertama sudah jelas, siapa saja pengurus NU, baik di pusat maupun daerah, apabila masuk tim sukses capres dan cawapres tidak boleh membawa organisasi. Dukung mendukung silakan, tapi bersifat pribadi,” ucapnya.
Melalui surat edaran itu, PBNU mengimbau warga NU agar menjaga dan mempererat tali persaudaraan demi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“PBNU juga mengimbau kepada Nahdliyin untuk memperbayak istighatsah dan mujahadah, memohon ke hadirat Allah SWT agar bangsa dan negara terhindar dari berbagai gangguan dan ancaman,” tutur Marsudi.
PBNU juga mengimbau kepada seluruh Nahdliyin untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada tanggal 9 Juli 2014 secara cerdas, bertanggung jawab, serta sesuai dengan akidah Ahlussunnah wal Jama’ah.
PBNU mengingatkan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh berbagai kampanye hitam yang dilancarkan pendukung pasangan capres-cawapres, yang diduga disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
PBNU juga mengimbau agar pemilihan presiden nanti tidak diwarnai politik uang yang dalam penilaian PBNU merupakan bentuk “risywah siyasiyyah” atau suap politik.
“Wajib hukumnya untuk menghindari politik uang dalam memilih pemimpin,” tandas Marsudi.
PBNU berharap Pemilu Presiden yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1435 H berlangsung dalam suasana sejuk, aman, dan damai, sehingga partisipasi warga dalam pilpres dapat dihitung sebagai bagian dari ibadah. [ant]

Tags: