Dulu Mencaci Sekarang Memuji Risma, Pengamat: Machfud Arifin Gagal Membangun Identitas Politik

Andri Arianto

Surabaya, Bhirawa
Calon Wali Kota dan Calon Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya, Machfud Arifin dan Mujiaman, tak berhenti melakukan manuver politik. Terbaru, jika dulu paslon nomor 2 ini terus mencaci maki dan menjelek-jelekkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, kali ini tiba-tiba memuji setinggi langit.

Perubahan 180 derajat sikap Machfud Arifin ini, dinilai pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto, sebagai kegagalan membangun identitas politik. Sehingga publik akan memberikan kesan plin-plan kepada Machfud Arifin-Mujiaman.

“Berubahnya sikap yang sangat frontal ini perlu dipertanyakan. Kenapa kok bisa?. Kalau saya melihatnya karena Machfud Arifin gagal membangun identitas politiknya. Sejak awal, langkah tim Machfud Arifin sudah ambigu,” ujar Andri, dikonfirmasi, Jumat (4/12/2020).

Menurut Andri, ada beberapa sebab kenapa Machfud Arifin sampai gagal membangun identitas politikya. Pertama; banyaknya partai politik yang mengusung. Banyaknya partai tak bisa memberikan jaminan akan mudah meraup keuntungan. Justru jika tidak bisa mengemas dan merangkul semua, justru akan menjadi bumerang.

Kedua; Machfud Arifin melihat adanya ketidaksinkronan antara elit politik pengusungnya dengan realitas di masyarakat. Hal ini bisa saja terjadi, karena dalam elit politik ada kelompok yang sakit hati pada Risma, sehingga mengusung politik pecah belah.

“Mungkin elit politik pengusung ada unsur kebencian dengan Bu Risma, sehingga konsel identitas politiknya adalah menyerang. Namun setelah itu dilakukan, tapi realitas masyarakat tidak demikian. Masyarakat Surabaya tidak suka walikotanya dijelek-jelekan atau dianggap gagal,” ungkapnya.

Atas kegagalan membangun identitas politik ini, lanjut Andri, sangat merugikan Machfud Arifin. Pemilih yang belum memberikan keputusan atau suara mengambang, pasti akan lari dari Machfud Arifin. Bahkan yang sebelumnya akan memilih Machfud Arifin bisa saja pindah ke Eri Cahyadi.

“Saya sudah melihat video terbaru, ibu-ibu pendukung Machfud Arifin menyanyikan lagu “Bela Bu Risma”. Itu tampak tidak natural dan setingan. Mau tidak mau, ya memang harus begitu. Nasi sudah menjadi bubur. Apakah itu efektif ?, saya kira tidak,” tegasnya. (iib)

Tags: