Dwi Handoko: Keseriusan Perawatan Tanaman Hasilkan Panen Raya

Anggota Babinsa dan petugas Disparta sedang melakukan pengubinan sebelum panen raya dilakukan. [hasan amin/bhirawa]

Mojokerto, Bhirawa
Kerja keras dan kompak antara Petugas Penyuluh Pertanian (PPL), Babinsa serta Kelompok Tani, sehingga para petani di Desa Candiharjo, Kec Ngoro Kab Mojokerto berhasil panen raya dengan perolehan 7,2 ton per hektar di lahan seluas 50 hektar, Senin (14/1).
Menurut Kades Candiharjo, Narto, panen raya di awal musim hujan yang dituai Poktan Perjito bukanlah sebuah kebetulan, melainkan berkat kerja keras, kompak serta perawatan tanaman dan pengendalian hama yang tepat. Sehingga bisa lolos dari serangan hama.
”Perawatan tanaman dan pengendalian hama yang tepat, sehingga bisa mengurangi serangan hama. Hal ini berkat pengalaman tahun sebelumnya hampair semua petani gigit jari, gagal panen karena serangan hama wereng coklat,” jelas Narto.
Untuk mengukur keberhasilan panen padi varietas Inpari 32 di Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS) ini, maka sebelum dilakukan panen raya, diawali dengan pengubinan yang dilakukan Disperta bersama Personel Koramil 0815/12 Ngoro yakni Serma Dwi Handoko, Serma Kasiran, Serma Irwanto, Serda Susanto, Babinsa Candiharjo Serka Suratin, anggota PPL Kecamatan Ngoro, Kepala Dusun Perjito Anang Sujiono, Kapoktan Perjito Budiono beserta anggota dan Sdr Laken pemilik lahan.
Dari data pengubinan di Koramil 0815/12 Ngoro yang dijelaskan Serma Dwi Handoko, pada pengubinan dengan luasan kotak ubinan 2,5 meter kali 2,5 meter, diketahui jumlah anakan 21, panjang malai 22 Cm, jumlah bulir 198, jumlah rumpun 99, berat ubinan 4,5 Kg, produktivitas 7,2 ton per hektar, varietas INPARI 32, luas 50 ha, harga Gabah Kering Panen (GKP) Rp4.400 per Kg dan harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp5.400 per Kg.
Mengomentari keberhasilan ini Koordinator Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Suwito SP mengatakan, agar tanaman padi lebih aman dari hama per penyakit, maka lakukan sistem refugia yaitu menanam jenis bunga-bungaan di pematang sawah seperti bunga kenikir, bunga matahari dan lain-lain.
”Sedangkan untuk menyelamatkan tanaman padi dari serangan tikus harus mengunakan bantuan burung hantu, dengan cara membuat pagupon burung hantu seperti yang dilakukan para petani di wilayah Mojoanyar,” jelas Suwito. [min]

Tags: