DWP Kota Batu Gelar ‘Kebaya Gemuk’

Lomba Kebaya Gemuk yang digelar di Kantor Balaikota Batu menarik perhatian banyak PNS dan masyarakat yang datang ke Balaikota.

Lomba Kebaya Gemuk yang digelar di Kantor Balaikota Batu menarik perhatian banyak PNS dan masyarakat yang datang ke Balaikota.

Kota Batu, Bhirawa
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Batu memperingati Hari Kartini dengan menggelar acara yang berbeda dari biasanya. Mereka mengadakan Lomba Kebaya Gemuk yang digelar di halaman Kantor Balaikota Batu, Rabu (13/4).
DWP Kota Batu sengaja memberikan perhatian kepada ibu-ibu yang memiliki berat badan berlebih. DWP membuatkan acara lomba khusus ibu-ibu gemuk dalam Peringatan Hari Kartini kali ini.
“Kegiatan ini diwajibkan kepada masing-masing SKPD untuk mengirimkan perwakilannya. Akan ada 3 juara utama, 3 juara harapan, dan juara kebaya gemuk yang jadi favorit,” ungkap Ketua Panitia, Ratna Sasmito.  Untuk menentukan juara, ada tim juri yang akan memberikan penilaian sesuai kriteria. Secara umum, kriteria tersebut meliputi keluwesan di atas catwalk, kesusuaian kostum, dan make up.
Untuk menjadi juara, peserta harus berlenggak lenggok di atas catwalk. Tentu saja hal ini mengundang tepuk tangan penonton melihat tontotan yang tak biasa tersebut. Para tamu maupun PNS yang sedang keluar Block Office banyak yang tergoda untuk menonton atraksi menarik ini.
Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kota Batu, Dewanti Rumpoko, dalam sambutannya berpesan agar Cita-cita Kartini harus tetap dijadikan pijakan utama para ibu di zaman ini. “Cita-cita Kartini, harus menyala dalam diri setiap perempuan Kota Batu,” ujar Dewanti.
Di zaman Kartini, lanjutnya, fasilitas apapun tidak seperti saat ini. Namun dengan gigih, Kartini tetap berupaya agar mendapat pendidikan hingga sampai ke Belanda.
“Kalau kita hidup di zaman yang sudah serba terfasilitasi, namun kemampuan kita kalah dengan ibu kita Kartini, sangat naif dan sangat disayangkan,” tambah Dewanti.
Ketua Tim Penggerak PKK ini berpesan agar ibu-ibu tidak hanya mengejar karir semata. Menurutnya boleh saja berkarir asalkan tidak melupakan kodrat sebagai perempuan. Yaitu, harus menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
“Tidak ada anak hebat tanpa ibu yang hebat. Karena itu, jadilah ibu pendidik bagi anak-anak kita di rumah,” pesan Dewanti.  [nas]

Tags: