Dynamic Busan Jadi Spirit untuk Bangun Beragam Proyek Prestisius di 4 Distrik

Distrik Centum di Busan, di distrik ini fokus pada pengembangan perfilman Korea. Di kawasan ini akan dibangun kantor-kantor dan studi perfilman Korea.

Distrik Centum di Busan, di distrik ini fokus pada pengembangan perfilman Korea. Di kawasan ini akan dibangun kantor-kantor dan studi perfilman Korea.

Melihat dari Dekat Busan, Sister City Surabaya di Korea Selatan (5-Habis)
Surabaya, Bhirawa
Boleh jadi  Jepang  dan Tiongkok sekarang ketir-ketir oleh geliat pembangunan di Korea Selatan. Tak hanya di Seoul yang menjadi ibukota negara,  di Busan banyak dibangun proyek prestisius. Lewat motonya Dynamic Busan, daerah metropolis kedua setelah Seoul  ini memiliki misi ingin memenuhi  international competitiveness alias menjadi daerah berdaya saing internasional, bersaing dengan kota-kota besar di belahan Eropa, Amerika dan negara maju lainnya.
Beda dengan seterunya Korea Utara yang menganut ideologi sosialis Rusia,  Korea Selatan menganut demokrasi liberal yang merupakan ideologi  ‘ajaran’ dari Amerika Serikat. Sejalan dengan arah demokrasi itu, sejak 2003 Pemerintah Korea Selatan telah mengubah paradigma pembangunannya dari yang awalnya berbentuk top down menjadi bottom up.
Korea Selatan memiliki rencana dan pandangan baru untuk dapat mengembangkan sebuah pembangunan yang merata dan seimbang (balanced growth model). Untuk mewujudkannya bahkan pemerintah sejak tahun itu telah membentuk sebuah badan yang dikhususkan untuk mengkaji dan menyosialisasikan penerapan pembangunan seimbang yang bernama Presidential Committee on Balanced National Development (PCBND). Mulai berkembangnya konsep jaringan produksi global atau Global Production Networks (GPN) merupakan salah satu alasan mengapa Korea Selatan benar-benar mendesak dan harus mengembangkan konsep pembangunan seimbang.
Konsep GPN memberikan paradigma baru bahwa pembangunan yang optimal dapat dikembangkan dengan mengadakan kesatuan wilayah atau bahkan negara dalam kegiatan produksi. Selain fokus di Seoul sebagai ibukota, Korea Selatan juga memfokuskan pada Kota Busan. Kota ini bukan ibukota tetapi telah diplot menjadi sebuah pengembangan kota metropolitan dan kosmopolitan sendiri dengan julukan Busan Innovation City.
Kota Busan merupakan sebuah kota yang dikembangkan sebagai sebuah kota inovasi. Implementasi dari Busan Innovation City ini sesuai dengan aksi rencana dari Pemerintah Korea Selatan yang ingin menerapkan desentralisasi pemerintahan.
Shin Yeong Sung, Perwakilan Hubungan Internasional Pemkot Busan menjelaskan Busan direncanakan menjadi sebuah kota yang mewadahi salah satu perkembangan wilayah di Korea Selatan dan salah satu dari proyek relokasi berbagai institusi ke berbagai wilayah. Kota Busan direncanakan untuk pengembangan  tiga sektor yaitu sektor maritim dengan peningkatan perkonomian di bidang produksi hasil perikanan, pengembangan sektor industri perfilman, dan pengembangan sektor keuangan. Menariknya, Kota Busan ini kemudian direncanakan dengan membagi 4 distrik dengan masing-masing fokus.  ” Pengembangan distrik yang berbeda fokus ini dikarenakan pemerintah Korea Selatan menginginkan tiap distrik dapat memfokuskan pembangunan sesuai dengan bidang atau sektornya. Selain itu pembagian ini menjadi kemudahan koordinasi dan perencanaan baik bagi pemerintah, investor dan pihak terkait,” jelas Shin Yeoun Sung kepada rombongan wartawan yang diberangkatkan oleh Pemkot Surabaya belum lama ini.
Ke empat pembagian distrik itu meliputi Distrik Dongsam, Munhyeon, Centum, dan Multi Dwelling Residential Area. Masing-masing distrik punya fokus pengembangan berbeda. Untuk Distrik Dongsam, fokus di pengembangan maritim dan produk perikanan. Pengembangannya berada pada Korean Ocean Research and Development Institute. Distrik Munhyeon, fokus pada distrik komersial dan keuangan. Ini jadi pusat bisnis dan area perbelanjaan.  Distrik Centum, distrik ini fokus pada pengembangan perfilman Korea. Di sini akan dibangun kantor-kantor dan studi perfilman Korea. Terakhir  Distrik Multidwelling Residential Area, akan menempati lokasi bekas ROKA (Republic Korea Army) yang sudah lama ditinggalkan.
Seiring dengan telah dibaginya fokus pembangunan di masing-masing distrik, tiap distrik mulai berlomba untuk membangun. Saat ini Busan tengah dalam persiapan untuk membangun apa yang disebut dengan Centum City kedua, sebuah kawasan industri high class yang dilengkapi dengan teknologi canggih. Centum City dikenal sebagai kawasan bisnis multifungsi sekaligus tempat belanjanya kalangan kelas atas. Di kawasan ini terdapat sekitar 1.400 perusahaan IT dan department store Shinsegae yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar  di dunia.
Pembangunan Centum City kedua ini dengan  merenovasi kompleks industri yang lama (di kawasan  Sasang, barat Busan)  dengan mempromosikan konvergensi antara teknologi informasi dan komunikasi, juga industri mobil dan galangan kapal. Pembangunan proyek prestisius ini rencananya akan dilakukan pada 2020.
Di Busan  saat ini juga  tengah dibangun laboratorium laut terbesar di dunia untuk penelitian laut dalam, seperti simulasi pengembangan tanaman laut . Laboratorium  ini merupakan hasil kerjasama antara Institut Penelitian Kapal dan Teknik Kelautan Korea (KRISO), dengan Pemkot Busan dan industri berbasis teknologi tinggi di Korea. Laboratorium sepanjang 100 meter, lebar 50 meter, dan kedalaman air hingga 15 meter itu akan digunakan untuk penelitian rekayasa maritim. Laboratorium tersebut akan dibuat mirip kedalaman laut sedalam 3.000 meter, dilengkapi peralatan yang akan menciptakan arus air yang sama dengan yang di laut dalam. Laboratorium ini ditarget dapat dioperasionalkan pada 2017.
Kabarnya laboratorium hidrodinamika tersebut jauh lebih besar dibanding dengan laboratorium hidrodinamika kapal di Belanda, yang memiliki panjang 45 meter, lebar 36 meter dengan kedalaman 10,3 meter. Bahkan jika dibanding laboratorium Universitas Shanghai Jiao Tong di Tiongkok, yang panjangnya 50 meter, lebar 40 meter dengan kedalaman 10 meter.
Selama ini, para insinyur kelautan di Korea hanya mengandalkan laboratorium di luar negeri untuk melakukan simulasi tanaman laut. Sebab, akuarium rekayasa maritim di Korea sudah tidak lagi cocok sebagai sarana percobaan yang lebih besar. Pemerintah Korea berharap, industri tanaman laut Korea bisa membuat lompatan besar ke depan dengan fasilitas baru, dan untuk memimpin di pasar global.
Sekjen BFIA (Busan Foundation for International Activities) Lee Jong Cheol menjelaskan Busan adalah salah satu kota terpenting di Korea Selatan yang merupakan Kota Pelabuhan terbesar di Korea Selatan serta menduduki peringkat kelima pelabuhan tersibuk di dunia. Tak heran jika Busan lebih dikenal dengan Kota Pelabuhan. Namun jangan salah mengira jika berkunjung ke Busan hanya akan melihat tumpukan kontainer, kapal, dan peralatan berat lainnya . Sebab Busan adalah kota yang dirancang pemerintah Korea Selatan sebagai tempat wisata penghasil devisa negara dari para wisatawan berbagai dunia yang meningkat setiap tahunnya. “Ada banyak objek wisata di Busan yang bisa dikunjungi wisatawan dari berbagai dunia,” katanya seraya menyebut di Busan saat ini tengah dibangun gedung pencakar langit Busan Lotte World.
Pesona wisata pantai akan banyak ditemui di kota ini karena Busan dikelilingi oleh lautan di ketiga sisinya. Ada tiga pantai eksostis yang terkenal dan gratis di Busan, yaitu Pantai Haeundae, Pantai Gwanganli dan Pantai Dadepo. Pantai Haeundae merupakan kawasan pantai yang berdekatan dengan pusat kota, merupakan kawasan elitenya Busan karena gedung-gedung perkantoran, apartemen dan hotel berbintang berdiri sejajar di sepanjang pesisir pantai.
Selain pantai, Busan menawarkan wisata taman, yaitu wisata pemandangan alam yang alami / buatan namun dilestarikan dan ditata dengan cantik. Wisata taman ini ada yang dapat dinikmati secara gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau. Di Taman Dongbaek,  Anda akan menemukan perpaduan keindahan laut dan hutan yang lebat.
Busan juga menawarkan pengalaman berbelanja yang tak terlupakan dengan berbelanja di Departmen Store Shinsegae terbesar di dunia setelah Department Store Macy’s di New York. Di sini kita bisa mengelilingi ratusan toko hingga 13 lantai serta menikmati pemandangan Busan di Sky Park. Juga bertebaran pusat toko-toko tradisional dan modern yang menawarkan harga murah dengan kualitas dunia, misalnya di kawasan Nampodong.  [Titis Tri Wahyanti]

Tags: