East Java Fashion Harmony dan Aktivasi Seni Budaya

East Java Fashion Harmony dan Aktivasi Seni Budaya menjadi ajang kreatifitas para pembatik Jatim untuk menampilkan karya terbaiknya.

Promosikan Batik Khas Jatim
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sukses menggelar East Java Fashion Harmony 2020 dan Aktivasi Seni Budaya 2020 di Pantai Solong Banyuwangi. Kegiatan ini menjadi ajang kreatifitas para pembatik Jatim.
East Java Fashion Harmony yang digelar untuk kedua kalinya ini mengusung tema Batik Gringsing. Event ini diikuti pembatik dari sembilan kota/kabupaten Jatim, yakni Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Tulungagung, Trenggalek, Pamekasan, Bangkalan dan Banyuwangi.
Event dibuka langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Sabtu (14/11/2020), dan turut dihadiri Wakil Gubernur Emil Dardak, Sekda Provinsi Jatim dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, East Java Fashion Harmony 2020 di Pantai Solong merupakan tahun kedua yang diselenggarakan secara out door. Ia juga menjelaskan event peragaan busana ini digelar sebagai bentuk komitmen untuk mempromosikan batik khas Jatim. Jatim sendiri memiliki kekayaan ragam motif batik dengan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang tinggi.
Dikatakannya, batik Jatim bukan hanya menampilkan keunggulan dan keelokan motif yang beraneka ragam. Tetapi juga menceritakan dan melestarikan nilai-nilai leluhur yang kemudian dinarasikan di atas kanvas oleh para perajin batik tulis.
Khofifah mengatakan justru dengan berkreativitas khususnya batik saat masa pandemi Corona tetap mendapatkan ruang. Asalkan semuanya dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Terbukti saat undangan masuk mengikuti acara, sebelumnya dilakukan rapid dan cek suhu tubuh, sehingga penerapan physical distancing.
“Saya rasa inilah win win profit yang kita coba mencari ruang bahwa kreativitas inovasi tetap mendapatkan ruang pada saat pandemi Covid-19 dan bisa mencari ruang open space seperti ini memungkinkan semua bisa lebih mendapatkan sirkulasi udara yang baik,” katanya.
Dalam gelaran itu, baik desainer dan pembatik bekerjasama menghasilkan produk batik yang ditampilkan langsung oleh para model. Tidak hanya batik gringsing yang merupakan tema yang diangkat dalam East Java Fashion Harmony, namun banyak batik diantaranya batik asal Pamekasan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan acara Aktivasi Seni Budaya Daerah 2020. Gubernur Jatim Khofifah Indar Paranwansa didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak menyerahkan sejumlah sertifikat WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) yang diberikan pada sejumlah kepala daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwwisata Jatim, Sinarto mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan salah satu tradisi budaya masyarakat Osing Banyuwangi yakni Mocoan Lontar Yusuf sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
“Ada sekitar 20 yang telah diakui oleh pemerintah pusat sebagai warisan budaya tak benda, salah satunya Mocoan Lontar Yusuf dari Banyuwangi,” katanya.
Dijelaskan, WBTB merupakan sebuah pengakuan pemerintah terhadap produk budaya tradisi yang ada di daerah, dan perlu diakuinya budaya tradisi oleh pemerintah supaya nilai-nilai budaya yang telah terbentuk tetap lestari serta mempermudah langkah untuk memajukan kebudayaan tersebut.
“Warisan budaya tersebut semua berjalan di tengah-tengah masyarakat dan terus dilakukan oleh warga. Itu salah satu alasan pemerintah pusat mengakui sebagai Warisan budaya Tak Benda,” ungkapnya.
Untuk aktivasi seni budaya, Sinarto berharap, seluruh pelaku seni budaya dan pariwisata benar – benar menerapkan protokol kesehatan baik untuk masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung. [rac]

Tags: