Edi Irianto: Masyarakat Sudah Rindu Berkunjung ke Museum Mpu Tantular

Edi Irianto. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Ditutup sejak 17 Maret lalu, karena ada pandemi Covid-19, saat ini banyak masyarakat yang sudah rindu ingin berkunjung kembali, ke museum Mpu Tantular milik Pemprov Jawa Timur yang ada di Desa Sidokerto Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo itu.

Kepala Museum Mpu Tantular Prov Jatim, Drs Edi Irianto, mengutarakan untuk membuka lagi layanan wisata dan esukasi purbakala tersebut, ada beberapa hal yang harus ditunggu rekomendasinya.

Diantaranya, pertama dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Jatim. Izin bisa diberikan, apabila Protap kesehatan Covid-19 yang akan diterapan oleh pihak pengelola museum, dievaluasi siap dan memenuhi persyaratannya.

“Usulan Protap kesehatan dari kita nanti akan berupa film. Saat ini masih proses evaluasi. Sebenarnya sudah jadi, tapi masih harus dievaluasi lagi, sehingga masih belum kita kirim,” komentar Edi, Rabu (17/6) kemarin.

Selain itu, bisa dibukanya kembali wisata edukasi Purbakala itu, lanjut Edi, tidak lepas dari status kondisi wilayah Kab Sidoarjo. Apabila sampai saat ini, statusnya masih zona merah, maka kunjungan ke museum Mpu Tantular masih belum bisa dibuka kembali. Status wilayah Sidoarjo harus sudah zona hijau alias aman.

Dalam Protap kesehatan Covid-19 nanti, kata Edi, semua pengunjung sebelum masuk ke lokasi akan dicek dulu kondisi suhu badannya oleh Security. Kalau diatas normal, maka tidak bisa diperkenankan masuk.

Kemudian, di dalam lingkungan museum, akan ditempatkan 7 titik untuk tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Diantaranya di pos security, di ruangan seksi bimbingan dan edukasi, di areal koleksi, di tata usaha, jalur menuju ruang pamer dan jalur dari TU ke ruang pamer.

“Kita setting, tempat cuci tangannya nanti dari arca singa, yang dari mulutnya mengalir air, supaya di museum ada keunikan tersendiri,” katanya.

Kalau pengunjung tidak membawa masker, maka akan diberi. Karena di areal museum Mpu Tantular, semuanya diwajibkan memakai masker. Sebagai usaha mengendalikan penyebaran Covid-19.

Dirinya mengakui dengan adanya pandemi Covid-19 ini, jumlah pengunjung museum pada tahun 2020 ini tidak bisa mencapai target. Dirinya tidak akan memaksakan diri untuk mencapai target, karena khawatir nanti justru malah akan bisa beresiko bagi semua pihak. Bagi pengelola museum dan bagi pengunjung.

“Jangan sampai museum nanti akan bisa menjadi cluster baru, dalam penyebaran Covid-19, malah imagenya akan jelek, maka kita semua harus betul-betul siap, perlu hati-hati dan waspada,” tutupnya. (kus)

Tags: