Edi Waluyo: Sekolah di Kabupaten Sidoarjo Diharap Lakukan Tes Urine

Guru bidang UKS dari 75 sekolah binaan 26 Puskesmas di Sidoarjo, dapat pengarahan dari BNNK Sidoarjo, agar memberikan nasehat pada siswa supaya tidak pakai Narkoba. [alikus/bhirawa]

(Cegah Narkoba pada Siswa dan Guru) 

Sidoarjo, Bhirawa
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo berharap pada lembaga sekolah yang berada di Kab Sidoarjo, bisa menganggarkan dananya untuk pelaksanaan tes urine pada warga sekolah tanpa kecuali. Yakni guru dan siswa.
Menurut Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Sidoarjo, Drs Edi Waluyo, langkah tersebut sebagai upaya untuk pencegahan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap Narkoba (P4GN). Dikarenakan saat ini pengguna Narkoba sudah tidak memandang umur, latar belakang, pendidikan dan status.
“Negara kita saat ini dalam kondisi status darurat Narkoba, data yang dilansir BNN Pusat tiap hari ada sekitar 30 an pecandu yang meninggal akibat memakai Narkoba,” ujar Edi, Rabu (28/11) kemarin, dihadapan 75 guru UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah) yang dihadirkan Dinkes Kab Sidoarjo, untuk mendapatkan pembinaan.
Disampaikan Edi, dalam membentuk karakter dan perilaku anak, selain peranan orang tua, guru di sekolah juga punya tanggung jawab dan peranan sebesar 30 persen.
Misalnya guru di sekolah, kata Edi, bisa mengingatkan siswa agar tidak memakai Narkoba. Karena bila memakai bahkan sampai kecanduan Narkoba, maka masa depan akan bisa berantakan. Karena sekali memakai, akan sulit untuk melepaskan dari ketergantungan obat bahaya tersebut.
Disampaikan Edi, dulu sempat banyak siswa SMA/SMK di Sidoarjo yang mengajukan rehabilitasi dari siswanya yang mengalami kecanduan Narkoba. Tetapi saat ini, menurut ia jumlahnya semakin berkurang.
Menurut catatannya, lembaga-lembaga sekolah yang sering mengundang BNNK Sidoarjo untuk bisa diberikan pembinaan masalah P4GN adalah pertama banyak dari tingkat SMP, kedua SD dan ketiga SMA/SMK.
Meski mereka masih siswa, tapi diakui Edi, harus tetap diawasi. Di tingkat sekolahan, jenis obat berbahaya yang banyak dipakai, kata Edi, adalah jenis pil koplo. Ini dikarenakan, harga pil koplo termasuk murah, sehingga banyak dipakai oleh siswa.
Tetapi kata Edi, pemakaian pil koplo di kalangan siswa ini, mulai menurun. Meski demikian, para guru, tetap diminta agar tidak hanya cuma mengingatkan siawa saja, tapi juga bisa melakukan razia pada tas siswa. Siapa tahu dalam tas mereka ditemukan Narkoba dan senjata tajam.(kus)

Tags: