Edukasi Kanker Payudara Melalui Permainan Ular Tangga Raksasa

Maura Muhajiri (kanan) bersama kedua temannya bermain ular tangga raksasa Kanker Payudara.

Surabaya, Bhirawa
Kanker payudara masih jadi pembunuh perempuan nomor satu di dunia. Itu karena, masih sedikitnya sadari dini perempuan Indonesia untuk mendeteksi gejala kanker payudara. Sisi lain, kanker payudara tidak hanya menyerang kaum perempuan saja. Melainkan juga menyerang kaum laki-laki. Oleh karena sebagai upaya edukasi kanker payudara, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra (UK) mengemas edukasi kanker payudara melalui permainan ular tangga raksasa.
Ketua pembuatan permainan ular tangga Chaterine Wenny Susanto menuturkan jika pembuatan permainan tersebut bertujuan untuk mengajarkan dan memberikan informasi kepada para pengunjung baik masyarakat sekitar maupun civitas akademika kampus UK Petra mengenai kanker payudara.
“Permainan ini dikemas dengan bentuk ular tangga raksasa. Pengunjung dapat memainkan ini, dengan setiap kotaknya berisi informasi dan tips-tips seputar kanker payudara” jelasnya
Lebih lanjut, ia menambahkan jika dalam setiap kotaknya pengunjung dapat memperoleh informasi seperti cara deteksi dini kanker payudara, makanan yang dapat memicu sel kanker, cara penanganan dan lain sebagainya.
Chaterine mengungkapkan, jika ia bersama kelompoknya membutuhkan waktu selama sebulan dalam penentuan konten untuk setiap kontak permainannya. Ia menilai jika referenai melalui internet tidak sepenuhnya mempunyai informasi yang valid atau hoax.
“Kami menghabiskan waktu sekitar satu bulan, paling lama bikin konten. Kita harus benar-benar kroscek informasi yang di dapat dari internet. Kemudian Kita konsultasikan tentang konten game ini dengan bu ika (Dosen kampanye PR, red)” ujarnya
Sementara utu, Prof. Dr. Ami Ashariati menghimbau agar masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia agar tidak mengkaitkan nyeri pada payudara dengan gejala kanker.
“Terkadang kita itu, kalau ada nyeri di sekitar payudara selalu diidentikkan dengan kanker. Padahal gejala kanker tidak menimbulkan nyeri namun terdapat benjolan” jelasnya
Lebih lanjut, dari 100 pasien dengan kanker payudara, 90 persennya tidak sampai menimbulkan luka atau nyeri. Ia menganjurkan pada masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan harua melakukan deteksi dini dengan memijat area payudaya, satu minggu setelah menstruasi.
“Karena pada masa itu, hormon tidak berpengaruh pada payudara” ujarnya. Prof Ami menegaskan bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang perempuan namun juga laki-laki. Namun rendahnya pengetahuan kaum laki-laki akan penyakit kanker, membuat mereka seakan acuh mengenai kesehatannya.
“Mereka (laki-laki, red) lupa menyadari bahwa ada hormon wanita di dalamnya. Hanya sekitar satu persen yang menyadari bahwa ia terkena kanker payudara” tandasnya. [ina]

Tags: