Edukasi Masyarakat, Empat Komunitas Bondowoso Bersih-bersih di Jantung Kota

Bersih-bersih sampah di Alun-alun Raden Bagus Asra Ki Ronggo Bondowoso oleh empat komunitas, Kamis (26/5).(Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa.
Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam empat komunitas. Yakni, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gus Durian, dan Bank Sampah Indonesia (BSI) melakukan bersih -bersih sampah di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso, dalam acara ‘Gerebek Sampah’, Kamis (26/5).

Koordinator Aksi, Hanis Pristiwanto menjelaskan, dalam kesempatan kali ini ada 30 kantong sampah yang diangkut dua kendaraan roda tiga. Jika dikonversi dalam berat, jumlahnya mencapai dua kwintal.

Jenis sampahnya sendiri beragam, mulai organik dan anorganik. “Selanjutnya akan dipilah sampahnya,” ungkapnya saat di konfirmasi awak media.

Kata dia, adapun tujuannya melakukan bersih-bersih sampah di jantung kota adalah, untuk mengedukasi bahwa sampah bukan hanya masalah pemerintah saja. Melainkan, masalah semua pihak, masalah bersama.

“Paling tidak dengan ini kita sedikit berkontribusi, bagaimana kita bisa berperan,” terangnya.

Pihaknya berkomitmen bahwa ke depan akan berupaya bisa melakukan kegiatan serupa di titik lainnya.

Sementara itu, Kabid Perlindungan Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati DLHP, Syahrial Fary, mengapresiasi langkah besar yang sudah dilakukan oleh empat komunitas ini.

Tentu hal ini kata dia, menjadi pembelajaran pada semua pihak bahwa sampah menjadi tanggung jawab bersama. “Tapi menjadi sebuah kegiatan yang bisa dilanjutkan,” ungkapnya.

Menurut Syahrial, pemilihan jantung kota sendiri untuk gerebek sampah pun dinilainya baik. Karena, Alun-alun menjadi icon Bondowoso yang segala aktivitas masyarakatnya memang banyak dilakukan di sana.

Sehingga nantinya bisa menjadi edukasi langsung pada masyarakat. Dan ke depan, pihaknya berharap empat komunitas ini pun bisa menyelenggarakan edukasi perihal sampah dalam bentuk lainnya. “Saya berterima kasih pada rekan-rekan komunitas,”urainya.

Pantauan Bhirawa di lokasi, sampah-sampah yang dikumpulkan itu kemudian dipilih antara sampah organik dan non organik. Yang kemudian, sampah non organik dikelola oleh komunitas Bank Sampah Indonesia menjadi nilai ekonomis. [san.hel]

Tags: