Edukasi P3K, Rancang Apk Komunikatif dan Familiar

Sarah Aghnia Husna

Sarah Aghnia Husna
Pada kasus kecelakaan atau bencana, tindakan pertolongan pertama harus mampu dilakukan oleh siapapun. Sayangnya, tuntutan tersebut tidak dibarengi dengan pengetahuan yang mumpuni terkait Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Jika diteruskan, hal itu justru akan berdampak lebih buruk terhadap kondisi korban. Oleh karenanya, mahasiswi Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sarah Aghnia Husna merancang sebuah aplikasi panduan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi masyarakat awam. Aplikasi yang dinamakan Saraya “You Can Help Now” ini di rancang secara komunikatif dan familiar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam melakukan tindakan P3K secara sederhana dan sesuai prosedur Medis.
“Kadang masyarakat Indonesia ini salah kaprah dalam melakukan pertolongan pertama. Meskipun kita menyadari masyarakat Indonesia cukup memiliki kesadaran dalam melakukan tindakan P3K. namun karena media kurang memadai, ini yang justru membuat mereka berhati-hati dan takut untuk bertindak lebih jauh,” ungkap dia.
Menurut perempuan kelahiran Malang, 6 Februari 1996 ini beberapa panduan atau informasi terkait P3K sudah cukup banyak. Namun hal tersebut masih belum bisa menerangkan secara lebih sederhana, jelas dan menyeluruh.
“Bisa jadi kekurangan pada segi visualisasi, detail penyampain intruksi dan bahasa yang sulit dipahami oleh masyarakat awam tentang petunjuk P3K,” jelas dia.
Dalam merancang aplikasi Saraya, Sarah menjelaskan jika pihaknya menggunakan materi dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang kemudian di padukan dengan informasi yang didapat dari Dokter Umum. “Jadi tidak hanya materi dari PMI saja. hasil materi PMI tetap saya konfirmasikan ke Dokter Umum, agar masyarakat juga paham dan tahu cara-cara sederhana tapi tetap sesui prosedur,” tutur perempuan berjilbab ini.
Diungkapkan, anak kedua dari tiga bersaudara ini, aplikasi yang dirancang sukup informatif dengan jembatan visual yang mengangkat materi sehari-hari. “Aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur. Seperti panduan yang harus dilakukan. fitur cari gejala, fitur obat-obatan dan panggilan darurat RS maupun ambulance,” tutur mahasiswi asal Malang ini.
Lebih lanjut, Sarah juga menekankan jika konsep materi yang diusung yaitu dos and don’ts. “Jadi apa yan harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat awam, ini akan membantu mempermudah mereka dalam menyerap informasi P3K,” sambung dia.
Diakui Sarah, aplikasi Saraya sudah melewati serangkaian riset untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Ia bahkan mengklaim jika aplikasi Saraya memenuhi presentasi 80.6 persen dari aspek komunikatif dan 82.6 persen secara familiar bagi masyarakat awam baik secra akonten maupun media.
“Aplikasi mobile instruksi medis pertolongan pertama ini akan diterapkan pada perangkat android dengan ukuran lima inchi,” kata dia.
Untuk ilustrasi yang digunakan, sambung dia, berupa gaya gambar komik menggunakan outline. Ini dimaksudkan agar penyampaian lebih ringan dengan konten di samping itu, dalam pengguanaan warna konten ilustrasi, ia menggunakan warna biru tua sebagai warna dasar. Warna merah untuk menandakan materi yang sifatnya larangan dan warna kuning untuk menandakan konten yang bersifat anjuran.
“Penggunaan satu warna sebagai warna dasar ilustrasi ditujukan agar pengguna fokus pada bentuk dan panduan yang diberikan sehingga memudahkan transfer informasi,” paparnya
Sarah mengatakan bahwa kedepan akan ada pengembangan-pengembangan yang harus dilakukan untuk membuat aplikasi Saraya semakin bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Pengembangan aplikasi dapat dilakukan dalam segi perancangan yang sesuai dengan jenjang pendidikan dan bertahap. Sehingga materi yang diberikan dapat menjadi sebuah kurikulum terstruktur,” tandas dia. [ina]

Tags: