Edukasi Produk Jasa Keuangan, APPI Gelar Multifinance Day

Kepala Departemen IKNB IIB OJK, Bambang W Budiman bersama Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, Kemenkumham RI, Iwan Supriadi saat mendatangi salahsatu booth pameran Multifinance Day di atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengedukasi maupun mensosialisasikan berbagai produk jasa keuangan khususnya pembiayaan dengan menggelar ‘Multifinance Day’ 2019 di Atrium Tunjungan Plaza 3 Surabaya.
Kegiatan yang diikuti oleh 25 perusahaan pembiayaan itu bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan yang saat ini masih cukup rendah di masyarakat sekaligus upaya untuk memperkenalkan berbagai produk perusahaan pembiayaan.
Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno mengungkapkan Jawa Timur (Jatim) merupakan pasar potensial dan terbesar kedua setelah Jakarta bagi pasar pembiayaan di tanah air. Sumbangan transaksi pembiayaan di Jatim rata-rata setiap tahun di kisaran Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun terhadap total transaksi pembiayaan nasional yang berada di kisaran Rp 200 triliun sampai Rp 230 triliun. “Jadi Jawa Timur terutama Surabaya ini menjadi target kami untuk melakukan pendekatan pasar karena potensinya yang besar itu,” terangnya, Kamis (10/10).
Suwandi menambahkan melalui pameran ini APPI yang juga didukung oleh 25 perusahaan pembiayaan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat terkait dengan perusahaan pembiayaan serta produk-produk dan mekanisme bertransaksi dengan perusahaan pembiayaan yang memang perlu dipahami oleh masyarakat secara luas.
Seperti halnya tentang penyebutan untuk perusahaan pembiayaan yang selama ini masyarakat menyebutnya dengan kata leasing. Padahal leasing itu hanya kegiatannya, sebenarnya istilah leasing banyak digunakan untuk pembiayaan alat berat. Namun, istilah itu justru populer untuk pembiayaan kendaran bermotor.
Kepala Departemen IKNB IIB OJK, Bambang W Budiman mengatakan pertumbuhan bisnis pembiayaan di Jatim akan tumbuh tinggi, karena di Jatim pertumbuhannya selalu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kalau Bank melakukan pembiayaan dengan tumbuh 10 persen misalnya, maka jasa pembiayaan bisa tumbuh sekitar 12 persen diatasnya dan itu konsisten terjadi selama 10 tahun ini. Karena di Jatim yang paling menonjol adalah kredit atau pembiayaan produktif, karena di Provinsi ini banyak ditopang oleh pertanian, perkebunan dan di situ ada perangkat-perangkat atau mesin yang bisa dibiayai,” ujarnya.
Bambang menambahkan seharusnya hal ini bisa dikembangkan oleh para pengusaha untuk memperoleh pinjaman dari multifinance. “Pembuatan peralatan pertanian maupun kendaraan juga banyak dibuat di Jatim sehingga hal ini bisa dibiayai oleh multifinance,” katanya.
Sementara menurut survei nasional OJK di tahun 2016 tingkat literasi dan inklusi, utamanya untuk kaum perempuan di Indonesia hanya mencapai 22,5 persen dan 66,2 persen. Angka itu lebih rendah dibanding dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki yang di angka 33,2 persen dan 69,6 persen. OJK sendiri memiliki target untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan hingga 75 persen pada akhir 2019.[riq]

Tags: