Efektif Bentengi Remaja dari Gempuran IT

Lewat pertemuan di tempat informal seperti ini sosialisasi pembentukan PIK-M dilakukan. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Maraknya berbagai tontonan lewat Informasi Tehnologi (IT) menjadi kekhawatiran kalangan masyarakat. Yang paling gampang yakni pengaruh tontonan yang bisa memacu keinginan remaja dalam melakukan hubungan seks sehingga meningkatkan angka pernikahan dini.
Menurut Ketua Pusat Informasi dan Konseling (PIK-M), Faisal, Selasa (24/1) kemarin, pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat (PIK-M) dianggap sebagai langkah paling efektif mencegah gempuran informasi lewat dunia maya itu. Lewat wadah ini bisa saling sharing, dan juga saling mengingatkan tentang segala hal yang berbahaya bagi remaja. Termasuk efek negatif dari informasi dunia lewat dunia maya.
Faisal yang juga pentolan PIK-M kawasan Blooto, Kec Prajurit Kulon ini menambahkan, lewat pertemuan rutin, akan melahirkan pengetahuan dan strategi menghadapi sejumlah persoalan temaja.
”Persoalan yang muncul diantaranya soal kenakalan remaja, pengaruh Miras, hingga pengaruh informasi yang beredar di dunia maya,” tambah pria yang juga Wakil Ketua Karang Taruna Bina Putra, Kel Blooto.
Hal senada juga dilontarkan Zakaria, Ketua Karang Taruna Bina Putra. Menurutnya, keberadaan PIK-M mampu menjadi filter munculnya berbagai persoalan remaja. PIK-M menurutnya bisa menjadi tempat Curhat yang nyaman bagi remaja yang menghadapi persoalan.
”Kita bisa memberikan kesibukan lain untuk mereka yang terjerumus kepada hal negatif. Diantaranya dengan mengajak ikut kegiatan Al banjari. Mereka kita arahkan kepada hal hal yang positif,” tandas Zakaria.
Munculnya PIK-M di kalangan anak muda ini direspon Moh Ali Imron, Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP4A) Kota Mojokerto. Menurutnya PIK-M tumbuh dan muncul atas keinginan masyarakat. PIK-M merupakan perkembangan dari PIK- Remaja yang lebih dulu ada di sekolah-aekolah.
”PIK-M ini keberadaannya di masyarakat, menampung persoalan remaja di masyarakat. Kita melakukan pendampingan dan suport,” terang Moh Ali Imron.
Ali Imron juga menjelaskan, tugas yang dilakukan DP4A nantinya yakni memberikan pendampingan dan menerima tindak lanjut konsultasi persoalan psikologi yang dialami remaja di PIK-M. Kalau ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat PIK-M akan dibantu menangani, sebab memiliki banyak ahlinya sesuai bidang persoalan.
Lahirnya PIK-M di Blooto, diakui Imron sebagai yang pertama di wilayah kota Mojokerto. Kedepan dia menargetkan akan mendorong teebantuknya PIK-M di kelurahan-kelurahan lain. ”Saya targetkan tahun ini sudah terbentuk PIK-M di seluruh kota. Semuanya ada 18 kelurahan,” pungkasnya. [kar]

Tags: