Efektifitas Pembelajaran Daring Perlu Dievaluasi

Rektor Univeritas Wisnuwardhana (Unidha) Prof. Dr. H. Sukowiyono

Malang, Bhirawa
Selama musim Pandemi Covid 19, seluruh lembaga pendidikan, terpaksa harus melakukan pembelajaran sistem daring, (online). Meski bisa berjalan tetapi menurut Rektor Univeritas Wisnuwardhana (Unidha) Prof. Dr. H. Sukowiyono, masih belum sepenuhnya efektif.
Karena itu, pihaknya menyarakan sistem pembelajaran daring itu, dievaluasi setelah musim pandemi Covid 19 ini berlalu. Meski kemajuan teknologi sangat mungkin pembelajaran online, kendala dilapangan tidak semua dosen dan mahasiswanya siap.
“Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan saat ini, masih dilakukan karena terpaksa. Jadi belum dilakukan lantaran kesiapan masing-masing perguruan tinggi,”tutur Sukowiyono.
Menurut dia, tidak mudah bagi mahasiswa atau dosen itu, menjalankan pembelajaran online, ada beberapa kendala yang membuat pembelajaran tersebut tidak maksimal.
“Tidak semua mahasiswa kita, memiliki hand phone (HP) yang bisa digunakan kuliyah online. Mahasiswa-mahasiswa di Indonesia ini, ada yang punya HPnya model lama, bahkan ada yang tidak punya juga,”sambungnnya.
Persoalan lain, soal kuota internet, perkuliyahan jarak jauh butuh data internet yang memadai. Saat musim sulit seperti ini, mahasiswa ada yang kesulitan membeli paket data. Disebabkan penghasilan orang tuanya menurun.
Kapasitas HP, juga harus memadai agar bisa menampung semua materi dari para dosen. Padahal jumlah mata kuliyah sangat banyak, kalau kapasitanya tidak cukup pasti menjadi problematika tersendiri.
“Belum lagi gangguan sinyal, tidak semau mahasiswa berada di kota, mereka ada yang dipinggiran bahkan di desa. Demikian juga dosennya, sinyal jelek saja rencana kuliyah online pasti gagal,”tambah peria yang juga Ketua Asosiasi Peeguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jawa Timur Itu.
Gendala lainya muncul kehadiran atau partisipasi mahasiswa karena fasilitas yang tidak memadai. Makanya, dalam pembelaran oniline tidak mudah. Karena itu kalau ada yang bilang belajar online bisa berhasil itu, menurut Sukowiyono hanya omong kosong.
“Kita rapat saja tidak bisa maksimal, kalau ada yabg bilang berhasil mungkin saja dia tidak melaksanakan dengan baik. Makanya pembelajaran ini harus dievaluasi,”tandas dia.
Persoalan lain kata dia, dosen dan mahasiswa bisa sama-sama jenuh, karena terbatasnya interkasi. Ini berbeda dengan pembelajaran tatap muka, mahasiswa dan dosen bisa saling berdiskusi panjang lebar.
“Yang jelas belajar online waktunya terbatas, dan penjelasan juga terbatas, ruang diskusi menjadi lebih sempit. Interaksi dosen dan mahasiswa tidak ada, yang muncul adalah kejenuhan
Meski demikian, kata dia, pembejaran onile atau online mendadak ini, ada hikmah yang bisa diambil. Bagi dosen harus mempersiapkan diri membuat modul atau materi kuliyah yang bisa disampaikan secara online. Demikian juga dengan mahasiswa materi perkuliyahan harus difahami tanpa harus ketemu dosennya.
Pihaknya menyebut pembelajaran online masih perlu waktu, makanya setelah wabah Covid 19 ini berlalu pembelajatan online itu menjadi fasilitas bagi mahasiswa.
“Kedepan jangan terpaksa online, tetapi fasilitas online, bagi mahasiswa yang sudah siap mengikuti perkuliyahan online boleh memilih itu, tetapi bagai yang belum siap tetap ada perkuliyahan tatap muka,”imbuh Sukowiyono.
Sementara itu, terkait dengan penanganan pandemi Covid 19 ini, menurut Sukowiyono, harus ada peran besar dari ulama, dan tokoh agama lainnya. Disampaing itu juga harus ada ketegasan dalam upaya mencegah penularan Covid 19.
“Saya melihatnya masih harus ada ketegasan dari pemerintah dan peran serta para tokoh agama, baik Islam Kristen, Protestan, Hindu, Buda, semua diajak bisacara. Karena yang menjadi panutan pengikutnya,”tukasnya.
Kalau model penanganan pencegahan Covid 19, tanpa ketegasan, pihaknya pesimis wabah ini akan segera berhenti, makanya perlu adanya peranan semua pihak. Karena pada kenyataanya upaya Psycal Distancinf dan Sosial Distancing, masih sulit dipraktekan.
“Pembatasan Sosial Sekala Besar (PSBB) jangan setengah hati. Pemerintah harus tegas, libatkan semua komponen masyarakat,”pungkasnya. [mut]

Tags: