Efektifitas Penghapusan TKA di Tes Masuk PTN

Oleh:
Reni Hidayati
Guru SMPN 14 Surabaya

Ramai diperbincangankan banyak kalangan bahwa tes mata pelajaran (Tes Kompetensi Akademik) jalur SBMPTN dihapus.Tes dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) resmi diubah dalam Peraturan Mendikbudristek (Permendikbudristek) Nomor 48 Tahun 2022 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada PTN.

Di seleksi nasional berdasarkan mekanisme tes trahun ini, Tes Kompetensi Akademik (TKA) dihapuskan sehingga menyisakan Tes Potensi Skolastik (TPS).Tes Skolastik ini tidak ada hubungannya dengan hafalan materi mata pelajaran.Tapi tes ini cenderung herhubungan dengan potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.

Ada tiga transformasi tes seleksi masuk PTN yaitu (1) seleksi nasional jalur prestasi, (2) seleksi nasional jalur tes, dan (3) seleksi mandiri oleh PTN. Khusus untuk seleksi nasional jalur tes atau SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), Nadiem Makarim selaku Mendikbudristek (Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi) mengumumkan telah melakukan penghapusan tes mata pelajaran masuk PTN jalur SBMPTN pada tahun 2023 mendatang.

SBMPTN adalah seleksi nasional masuk PTN yang menggunakan hasil UTBK dan atau kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN. Sebelum 1 September 2022, UTBK SBMPTN terdiri dari materi TPS, TKA, dan Tes Kemampuan Bahasa Inggris. Tes skolastik ini mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris,

TKA dalam SBMPTN adalah salah satu bentuk tes yang mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah dan diperlukan seseorang untuk berhasil dalam menempuh pendidikan tinggi.TKA juga mengukur kemampuan kognitif yang terkait langsung dengan konten mata pelajaran yang dipelajari di sekolah.Penekanan tes TKA adalah pada Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Sementara itu, Tes Potensi Skolastik (TPS) adalah salah satu bentuk tes di UTBK SBMPTN yang mengukur kemampuan kognitif yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi. Aspek yang diuji dalam TPS adalah kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif (mencakup mencakup Pengetahuan dan Penguasaaan Matematika Dasar), Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis.

TPS lebih mengarahkan hasil pembelajaran ke logika, cara berpikir dan bernalar. Dan jaman sekarang banyak dicari orang yang mampu menyelesaikan problem, dan orang yang memiliki kemampuan TPS yang baik jago tps biasanya orang pintar dan memiliki kematangan dalam berpikir serta mengambil keputusan.

Dengan kata lain, kita semua wajib memahami bahwa seleksi TPS itu bertujuan untuk menyeleksi kemampuan calon mahasiswa dalam bernalar, menyerap, membaca, dan menyimpulkan. kemampuan itu semua adalah perbekalan lu dalam menuntut ilmu. itu semua ibarat mesin yang dipakai buat mengolah informasi. kalo mesinnya bagus, proses belajar kita jadi lebih efektif dan efisien.

Melatih kemampuan yang akan diuji di TPS itu bisa membuat pembelajar lebih mudah mempelajari mata kuliah. Contoh, tugas yang sering di kuliah itu bikin makalah.Dengan kemampuan tersebut kita bisa mengerjakannya dengan mudah.

Kita sudah punya kemampuan yang bagus dalam membaca referensi berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris karena kita sudah melatihnya dengan baik.Dengan hasil TPS yang bagus, kita punya kemampuan untuk menyimpulkan informasi yang kita baca.Itu semua menyebabkan kita mudah mengerjakan perkuliahan bahkan untuk dalam beraktifitas organisasi.

Selain itu, dengan potensi skolastik yang baik, maka tercermin bahwa kita kemampuan untuk bisa mengukur tiap langkah yang mau kita lakukan dalam interaksi sosial dengan teman di kampus dengan baik. Karena dengan konsep empati yang benar dari kemampuan bernalar kita yang bener.TPS dapat diibaratkan sebagai perkakas inti yang dengan itu kita bisa membuat bangunan apapun yang kita mau dalam rangka menuju pada kesuksesan.

Dari aspek yang lain, penulis sangat setuju dengan kebijakan pada UTBK 2023. Karena dengan demikian dapat meringankan beban orang tua, siswa, hingga guru.Mekanisme ini akan menyederhanakan drastis tes seleksi ini dan meringankan beban kepada orang tua untuk harus membimbelkan anaknya.

Dengan kata lain, ini bisa memberikan rasa keadilan pada semua peserta tes masuk PTN (perguruan tinggi negeri). Selain itu, para peserta didik juga mempunyai kesempatan untuk berhasil di jalur seleksi nasional jalur tes.

Menurut penulis, ini sudah keputusan yang bagus, kenapa?siswa sudah tidak terpaksa belajar TKA secara lengkap. Kalau selama ini misalnya siswa kelompok saintek namun hanya suka matematika dan fisika, jadi kita tetap harus terpaksa belajar kimia dan biologi meskipun di antara pelajaran itu masih ada sdikit kaitan dan hubungannya di beberapa materi.

Kebijkan penghapusan TKA ini menurunkan tekanan pada guru untuk melakukan drilling tes UTBK yang selama ini terjadi.Pada skema SBMPTN terdahulu, para calon mahasiswa yang akan daftar ke PTN harus melewati serangkaian tes SBMPTN dari berbagai mata pelajaran. Ini secara tak langsung menimbulkan kualitas pembelajaran menurun.

Dengan kebijakan baru tersebut, pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswanya bisafokus kepada penalaran dan fokus pada kurikulum mereka yang mendalam. Pada skema SBMPTN terdahulu, para calon mahasiswa yang akan daftar ke PTN harus melewati serangkaian tes SBMPTN dari berbagai mata pelajaran. Ini secara tak langsung menimbulkan kualitas pembelajaran menurun.

Dengan penghapusan TKA ini, guru berfokus pada pembelajaran yang bermakna, holistik dan berorientasi pada penalaran bukan hafalan.Untuk Bahasa Inggris misalnya diorientasikan pada literasi dalam bahasa inggris, yang bukan kepada grammatikal, lebih kepada kemampuan logika dari pada teks tersebut, benar-benar literasi dan mengerti.Bukan sekadar mempelajari dan menghafal grammar atau struktur kalimat.

Dengn begitu ini akan berdampak pada guru yang bisa dengan percaya diri melakksanakan pembimbingan dalam pembelajaran sesuai kurikulum sudah cukup dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi seleksi masuk PTN. Maka dari itu, skema pada SBMPTN menjadi lebih adil dan setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk sukses pada jalur seleksi nasional berdasarkan tes.

———- *** ———-

Tags: