Efektivitas Gerakan Imunisasi Measles Rubella

Oleh :
Oryz Setiawan
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair Surabaya

Vaksinasi merupakan upaya mendasar untuk melindungi bayi, balita dan anak-anak dari serangan dan munculnya masalah kesehatan terutama potensi penyakit yang timbul. Secara karakteristik Campak dan Rubella atau Measles Rubella (MR) campak acapkali menyerang balita, prevalensi penyakit ini kian meningkat manakala balita belum pernah diimunisasi MR.
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90 persen orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.
Campak yang menyerang ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau bayi lahir mati. Sedangkan Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Apalagi Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat pada tahun 2011.Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya dapat melalui saluran pernafasan yang disebabkan oleh butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Selain melalui udara penyebaran virusini juga dapat ditularkan melalui berbagi makanan dan minuman dalam piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan Rubella. Infeksi Rubelladapat menyebabkan cacat pada otak, jantung, mata, dan telinga pada bayi dan meningkatkan resiko keguguran dan stillbirth (bayi lahir mati).
Pada pelaksanaan gerakan imunisasi nasional ini terdiri dari dua tahap yaitu : Tahap 1 dilaksanakan pada Bulan Agustus, yaitu pemberian Imunisasi MR di seluruh sekolah (sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SMPLB). Sedangkan Tahap 2 pada Bulan September yaitu pemberian imunisasi MR di pos-pos pelayanan imunisasi lainnya, seperti Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Rumah Sakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Setidaknya ada beberapa makna atas gerakan imunisasi tersebut antara lain :Pertama, upaya mencapai target cakupan imunisasi nasional yakni sebesar 95 persen anak usia 9 bulan hingga di bawah 15 tahun terimunisasi. Sedangkan Provinsi Jawa Timur menargetkan cakupan imunisasi MR minimal sebesar 95 persen atau bahkan 100 persen. Di Jawa Timur gerakan imunisasi secara serentak langsung dibawah komando Gubernur Jawa Timur dengan melibatkan seluruh Bupati/Walikota Se-Jawa Timur serta dukungan seluruh stakeholder atau para pihak seperti media, lembaga swasta, sponsor, LSM, dan kader masyarakat.
Beberapa Bupati/Walikota telah bertekad akan mencapai cakupan 100 persen seluruh sasaran (bayi, balita dan anak-anak) di wilayah kerjanya tercover imunisasi MR tersebut sehingga cakupan komulatif di Provinsi Jawa Timur akan tercapai. Keterlibatkan seluruh stakeholder merupakan modal terbesar dan mutlak dibutuhkan dalam menyukseskan gerakan imunisasi ini, sebab jumlah bayi,balita dan anak-anak yang besar dan menyebar dan terdistribusi di daerah-daerah terpelosok sehingga pemerintah harus membutuhkan supporting seluruh elemen masyarakat. Upaya keterlibat semua pihak juga merupakan manifestasi pada Tema Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-72 yakni “Indonesia Kerja Bersama”. Diharapkan dengan kolaborasi semangat 17 Agustus akan mengakselerasi pencapaian target sasaran. Kedua, memastikan bahwa sasaran imunisasi yang merupakan calon generasi penerus bangsa tersebut harus memiliki kekebalan atas serangan peyakit measles dan rubella yang selama masih mengancam kesehatan balita dan salah satu potensi meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian balita.
Harus diakui bahwa masih ada kelompok masyarakat atau individu yang tidak mau anaknya diberikan imunisasi dengan berbagai alasan. Dari dalih takut atas dampak imunisasi, faktor keyakinan tertentu, faktor kemalasan, akses layanan kesehatan yang terkadang tak terjangkau hingga keraguan atas bahan vaksinasi yang diberikan kepada balita mereka. Ketiga, momentum untuk menjawab keraguan atas kasus vaksin palsu yang merebak pada awal tahun ini. Kondisi ini tidak mudah dipulihkan sebab beredarnya kasus vaksin palsu tentu sangat menakutkan para ibu bak monster pembunuh bagi balita semestinya berharap kegiatan vaksinasi mampu melindungi dari berbagai serangan penyakit namun justru berpotensi memunculkan sumber penyakit dan masalah kesehatan baru bagi bayi, balita dan anak-anak.
Pemerintah harus mengerahkan segala upaya untuk mengubah stigma masyarakat terkait dengan kasus vaksin palsu. Dalam konteks kesehatan masyarakat kegiatan imunisasi merupakan salah satu bentuk pemasaran sosial (social marketing) dimana pemerintah harus mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam berbagai sarana dan media. Selain itu juga harus secara kontinyu melakukan sosialisasi di masyarakat untuk mengeliminasi dampak ekspose vaksin palsu baik melalui tenaga kesehatan dari tingkat pusat hingga ke daerah, kader-kader kesehatan dan para pihak (non pemerintah) sehingga imunisasi yang mutlak menjadi bagian dari hak dasar anak untuk sehat, mengurangi resiko penularan penyakit MR yang pada gilirannya akan membentuk generasi bangsa yang sehat, kuat, cerdas dan bermartabat kini dan nanti, semoga.

                                                                                                          ———– *** ————

Tags: