Efisiensi PG, Disbun Lakukan Audit OR

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Dinas Perkebunan Jatim berencana akan melangsungkan pola audit overal recovery (OR) sebagai indikator efisiensi teknis dalam pabrik gula yang mempunyai nilai standar untuk efisiensi normalnya, yaitu 85 persen.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifien MMA mengatakan, sampai saat ini kinerja teknis sejumlah PG juga belum terlalu baik, setidaknya dilihat overal recovery yang jauh dari angka standar internasional. “Dengan audit OR maka nantinya bisa mengetahui seberapa banyak pengambilan gula dalam tebu tersebut. Karena kita ingin tahu efesienkan PG pada saat giling tebu petani. Rugi apa tidak dalam menggiling tebu,” katanya, Rabu (17/12).
Menurutnya jika masih banyak gula yang terbuang, maka dianggap tidak efesien. “Disini nanti dilihat penyebab apakah pabrik gula dalam proses penggilingan kurang tepat atau hasil panen tebu petani juga kurang baik,’ katanya.
Saat ini pihaknya telah OR pabrik gula di Jatim kisaran 70-78 persen, belum mencapai 80 persen. Seharusnya tebu sebanyak 1 ton bisa menghasilkan sekitar 780 kg kalau pabrik baru. “Tapi idealnya 900kg,’ katanya.
Dikatakannya, tidak bisa mencapai rendemen dikarenakan stasiun gilingan yang sudah lama tidak mampu mematuskan nira tebu selain itu terkait dengan masalah saat kristalisasi tebu. “Sesuai perda harus tingkatkan efisiensi melalui OR. Jika masih kurang harus lebih ditekankan pada perbaikan,” katanya.
Adanya audit itu, maka pada tahun 2016 mendatang maka akan diketahui antara PG yang dengan rendemen rendah dan tinggi. Setelah tahun ini, melakukan audit OR, tahun 2015 juga akan melakukan audit terhadap bahan baku. “Hasilnya adanya pemetaan mana yang baik dan tidak. Sehingga jangan ada lagi masalah soal rendemen,” katanya.
Dikatakannya, terkait penggantian mesin dan peralatan secara berkala sudah dilakukan, namun memang diakui membutuhkan investasi tidak kecil agar kondisi optimal pabrik tua dapat dikembalikan.
“Tapi hasil belum sebagaimana diharapkan. Terjadi tarik ulur apakah rendahnya efisiensi pabrik membuat petani kekurangan stamina menanam tebu ataukah akibat tebu petani bermutu apa adanya efisiensi PG sulit diungkit. Efisiensi pabrik menjadi faktor kunci, dari sinilah semua material mengandung gula diproses dalam good manufacturing practices,” katanya. [rac]

Rate this article!
Tags: