EKO-TREN Jatim Masuk Top 45 KIPP 2022 KemenPANRB

Gubernur Khofifah saat meninjau salah satu produk unggulan yang diproduksi oleh Pondok Pesantren di Jatim melalui program EKO-TREN.

Sukses Ciptakan 4.125 Lapangan Kerja
Pemprov, Bhirawa
Berbagai keberhasilan dan capaian sukses diwujudkan Pemprov Jatim melalui inovasi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pesantren (EKO-TREN) yang dikembangkan Dinas Koperasi dan UMKM. Salah satunya ialah mewujudkan 4.125 lapangan kerja dan menurunkan jumlah penduduk miskin pada maret 2021 sebesar 13.240 orang.
Atas pencapaian itu, EKO-TREN berhasil masuk dalam Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022 Kategori Umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Atas prestasi tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ini bukti pesantren berdaya saing dan telah berkontribusi pada perekonomian daerah. Melalui EKO-TREN, Pemprov Jatim berupaya mendorong perekonomian inklusif dengan pendekatan pemberdayaan santri, alumni dan masyarakat di lingkungan Pesantren.
“Alhamdulillah, Jawa Timur ini gudangnya pesantren. Capaian Top KIPP ini menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya sebagai penguat dalam pendidikan dan agama, namun juga penggerak kemandirian ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di masyarakat,” ucap Gubernur perempuan pertama Jatim itu di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (28/7).
Inovasi EKO-TREN ini dinilai telah memenuhi aspek penilaian yang meliputi ringkasan 5%, ide inovatif 20%, signifikansi 25%, kontribusi terhadap capaian TPB 5%, adaptabilitas 20%, keberlanjutan 20%, serta kolaborasi pemangku kepentingan.
Sejak dikembangkan, EKO-TREN juga berhasil mendongkrak peningkatan omzet usaha pesantren dari Rp 1,056 triliun menjadi Rp 4,798 triliun, serta peningkatan aset yang semula Rp 796 miliar menjadi Rp 3,92 triliun. Tak hanya itu, kontribusi kepada pesantren juga meningkat 30-75% dari kebutuhan operasional pondok pesantren.
Keberhasilan EKO-TREN bahkan telah direplikasi oleh 8 kabupaten/kota di Jatim. Antara lain Kota Madiun, Kabupaten Probolinggo, Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Blitar. Selain itu, EKO-TREN juga telah dikembangkan oleh Provinsi Kalimantan Selatan.
“Inovasi ini tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, media, akademisi, bisnis dan komunitas. Ini kemudian menjadi bentuk kerja bersama yang konkrit dan berkesinambungan. Jadi, mari kita samakan frekuensi untuk mensukseskan EKO-TREN agar lebih memberikan multiplier effect untuk kesejahteraan masyarakat,” tutur Khofifah.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial RI itu mengatakan, keberhasilan EKO-TREN tak lepas dari 3 pilar. Pertama, Pesantrenpreneur atau pemberdayaan ekonomi pesantren melalui koperasi pondok pesantren dan badan usaha lainnya sebanyak 550 pondok pesantren.
Kedua, Santripreneur atau pemberdayaan santri menjadi entrepreneur melalui laboratorium kewirausahaan dan vokasional skill sebanyak 112.116 santri. Dan yang terakhir adalah Sosiopreneur atau pemberdayaan usaha alumni pesantren melalui sinergi dan kolaborasi dengan usaha ponpes dan masyarakat sebanyak 604 alumni pesantren.
“Inovasi dalam hal layanan adalah kewajiban, update teknologi adalah keharusan. Dan inovasi ini yang mampu mengisi ruh percepatan layanan birokrasi. Maka saya berpesan untuk para ASN agar terus berinovasi memperbaiki layanan dan program untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” tutupnya. [tam.wwn]

Tags: