Ekonomi Mulai Melejit

Belanja rumah tangga selama bulan Ramadhan (hingga jelang Idul Fitri) menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Sebagai puncak periode belanja nasional, mampu “menjebol” himpitan pandemi. Seluruh pusat perbelanjaan di kota-kota besar dipenuhi masyarakat, walau rada abai terhadap protokol kesehatan (Prokes). Pemerintah berkewajiban menjaga ke-ajeg-an tren positif pertumbuhan ekonomi, sembari mengelola lebih bijak isu wabah pandemi yang mulai melandai.

Bazar Ramadhan yang diselenggarakan pemerintah daerah juga ramai dikunjungi pembeli. Seolah-olah tiada himpitan ekonomi akibat pandemi. Padahal pada kuartal kedua tahun (2020) masih menunjukkan minus 5,32% (secara years on years, YoY). Bahkan berdasar BPS (Badan Pusat Statistik) pada kuartal I (bulan Januari hingga Maret 2021) juga masih minus persen 0,74%. Kenaikan besar perekonomian selama Ramadhan dimotori sektor sandang, pangan, dan telekomunikasi.

Pertumbuhan ekonomi kuartal II (April hingga Juni) 2021, diperkirakan melejit sekitar 7%. Belanja konsumsi rumahtangga meningkat tajam. Disebabkan masyarakat mulai “berani” keluar rumah. Diharapkan telah terwujud herd immunity. Karena masyarakat yakin dengan vaksinasi, termasuk pedagang. Serta kebiasaan masyarakat mematuhi Prokes, terutama mengenakan masker, dan mencuci tangan (dengan hand sanitizer). Sarana Prokes gratis juga disediakan di tempat-tempat umum, termasuk di pusat perbelanjaan, dan pasar tradisional.

Lebih dari setahun pemerintah melaksanakan pembatasan sosial secara masif skala nasional. Melalui PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 21 tahun 2020, mulai dilaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dengan status Bencana Nasional Non-alam pemerintah berpijak pada dua undang-undang (UU) sekaligus. Yakni, UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Ke-karantina-an Kesehatan, serta UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Dalam UU Kekarantinaan Kesehatan pada pasal 11 ayat (1) dinyatakan, “Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat secara cepat dan tepat berdasarkan besarnya ancaman, efektivitas, dukungan sumber daya, dan teknik operasional dengan mempertimbangkan kedaulatan negara, keamanan, ekonomi, sosial, dan budaya.”

Nyata-nyata secara tekstual diamanatkan mempertimbangkan kedaulatan ekonomi, sosial, dan budaya. Tidak mudah hidup dalam kekang-an PSBB, berlanjut dengan PPKM skala mikro (tingkat kampung). Diam di rumah sekeluarga selama 13 bulan, bukan hal mudah. Bahkan bisa mengubah psikologis setiap orang maupun kelompok. Lebih lagi, PSBB nyata-nyata menyebabkan banyak masyarakat kehilangan nafkah. Terutama sektor informal, dan pekerja harian.

Banyak keluarga benar-benar menjadi miskin (semula tidak miskin), dan kemiskinan makin dalam. Sangat sedikit masyarakat yang “bisa bekerja dari rumah.” Bahkan sekitar 2,5 juta orang menjadi pengangguran baru. Mustahil menyandarkan hidup pada bantuan sosial (Bansos). Walau pemerintah (dan daerah) mencanangkan tujuh lapis Bansos. Pemerintah mengakui sebanyak 20 juta nama belum sinkron dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Validasi data masih sangat diperlukan.

Resesi menjad keniscayaan global pada tahun 2020, dan 2021. Tiada negara yang siap menghadapi bencana, tak terkecuali bencana penyakit pandemi. Trauma virus corona, telah menggerogoti perekonomian global. Ditandai pelemahan seluruh aktifitas perdagangan, industri, manufaktur, dan bursa saham. Kontraksi ekonomi global telah melanda negara-negara di seluruh dunia bagai “mewajibkan” resesi di setiap negara.

Pemerintah juga tekor besar. Total anggaran PEN mencapai Rp 695,2 trilyun. Termasuk menyasar usaha ultra-mikro, melalui hibah modal kerja sebesar Rp 2,4 juta per-unit. Insentif perekonomian patut digenjot sebagai “benteng” pertahanan dari ancaman keparahan resesi. Sekaligus memetik peluang. Kini perekonomian nasional menunjukkan tren percepatan pertumbuhan cukup pesat. Kalangan pengusaha juga yakin perekonomian akan cepat pulih tanpa mengabaikan Prokes.

——— 000 ———

Rate this article!
Ekonomi Mulai Melejit,5 / 5 ( 1votes )
Tags: