Ekosistem Mobil Listrik Butuh Akselerasi, PLN Siap Kolaborasi

PLN terus mendukung ekosistem kendaraan bermotor listrik, utamanya dalam memastikan ketersediaan pasokan listrik di seluruh Indonesia. Seorang pengemudi saat melakukan pengisian baterei di stasiun pengisian kendaraan listrik umum.

PLN Jawab Kekhawatiran Kesiapan Insfrastruktur Mobil Listrik
Surabaya, Bhirawa
Kendaraan listrik akan menjadi pilihan terbaik dalam sistem transportasi masa depan. Indonesia memiliki potensi menjadi pemain utama industri mobil listrik dunia. Namun tidak mudah untuk mewujudkannya, butuh sinergi dan kolaborasi dengan segenap stakeholders. Demikian disampaikan pakar energi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Prof Dr Iwan Vanany, Selasa (23/2).

Menurut Iwan, kendaraan listrik adalah bentuk inovasi manusia dalam mencari solusi atas penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang bersifat non-renewable, menimbulkan pencemaran lingkungan, dan sebagainya. Sementara di masa depan, manusia memerlukan hidup di bumi yang udaranya lebih bersih dan menggunakan energi yang sumbernya terbarukan.

Dalam perspektif inilah jelas Iwan, pemanfaatan kendaraan listrik juga mesti dilihat sebagai upaya dalam mencapai ketahanan dan kemandian energi. Tanpa adanya pengembangan kendaraan listrik, konsumsi BBM akan terus meroket, yang berarti impor BBM juga semakin menanjak.

“Dengan pengembangan kendaraan listrik, Indonesia perlahan bisa beralih dari yang semula mengandalkan energi berbasis impor, menjadi energi yang berasal dari dalam negeri,” ungkap guru besar kelahiran Denpasar ini optimis.

Lebih lanjut menurut Iwan, terdapat sejumlah alasan mengapa Indonesia akan bisa menjadi pemain utama industri mobil listrik, satu di antaranya adalah karena sumber daya alam di Tanah Air sangat mendukung.

“Sumber kekayaan nikel yang besar di Tanah Air, menjadi hal penting mewujudkan ambisi tersebut,” tegas Iwan.

Secara khusus, Iwan mengingatkan Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) agar berupaya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya memberikan penerangan bagi negeri, PLN juga dituntut turut andil memajukan Indonesia melalui terciptanya ekosistem kendaraan listrik.

“PLN memang tidak menciptakan mobil, namun peran PLN akan sangat besar dalam membuat sarana penunjang ekosistem kendaraan ramah lingkungan. Caranya, dengan menyediakan infrastruktur berupa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU),” jelas Iwan.

Menurut Iwan, sebagai Badan usaha milik negara (BUMN), PLN memainkan peran penting untuk mendukung upaya pemerintah mendorong ekosistem penggunaan mobil listrik. Dengan demikian, dukungan pun diberikan pemerintah dari sisi hulu hingga hilir.

Di hulu, pemerintah mengamankan rantai bahan baku dari tambang hingga pembangunan pabrik baterai. Konservasi cadangan mineral, khususnya nikel sudah diatur pemerintah hingga ke hilirisasi di dalam negeri.

“Kita dorong penggunaan kendaraan listrik. Strategi dan dukungan kebijakan kami untuk percepatan pembangunan EV battery dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB),” terang Iwan lagi.

Dikonfirmasi terkait pengembangan ekosistem mobil listrik, Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Khususnya dalam penyediaan infrastruktur pengisian tenaga listrik untuk kendaraan berbasis baterai. Darmawan meyakini dengan berkolaborasi akan mempercepat hadirnya ekosistem baru ini. PLN menilai untuk membangun ekosistem kendaraan listrik tidak bisa dilakukan terpisah-pisah, sektoral, dan tidak terintegrasi.

“Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah sebagai regulator, BUMN, dan badan usaha lain,” tegas Darmawan.

Menurut Darmawan, PLN memiliki peran di hilir sebagai penyuplai pasokan listrik dalam pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) seperti mobil listrik. Keterlibatan PLN dalam pengembangan ekosistem EV salah satunya adalah memastikan ketersediaan suplai listrik melalui pengembangan pembangkit 35 GW.

“Di situ kita akan memiliki electricity supply yang digunakan untuk baterai charging station,” ujarnya, Selasa (23/2).

PLN jelas Darmawan terus melakukan inovasi guna mendukung terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai di Indonesia. Tahun 2021, PLN berencana membangun 60 SPKLU di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan, jelas Darmawan, PLN menargetkan bakal membangun SPKLU di 2.400 titik pada tahun 2025. Tak hanya SPKLU, PLN juga berencana membangun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10 ribu titik pada tahun yang sama. Jumlah ini berpotensi bertambah seiring dengan meningkatnya penggunaan mobil ramah lingkungan di Indonesia.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Mega Project PLN, M Ikhsan Asaad menambahkan PLN terus berpartisipasi aktif dalam mendukung ekosistem dan percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Paling utama, tegas Ikhsan, PLN memastikan ketersediaan pasokan listrik di seluruh Indonesia saat ini cukup.

Guna mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik, PLN baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak lain telah membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Hingga saat ini, terdapat 32 titik SPKLU yang tersebar di 12 kota dan 22 lokasi. Antara lain di kantor-kantor PLN dan beberapa lokasi pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan. Selain itu terdapat 33 titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang tersebar di 33 lokasi di 3 kota, yaitu Banten, Bandung dan Bali.

PLN juga telah meluncurkan aplikasi PLN charge.in pada Jumat (29/1) guna memudahkan pengguna kendaraan listrik. Aplikasi charge.in adalah aplikasi charging yang pertama pada SPKLU bagi konsumen pemilik KBLBB.

Dengan aplikasi charge.in, pemilik KBLBB bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU. Aplikasi PLN charge.in sudah tersedia di google playstore, sehingga saat ini masyarakat sudah dapat menikmati kemudahan dalam mengisi daya kendaraan listrik. Selain mendorong SPKLU dan SPBKLU, Ikhsan menilai komposisi pengecasan kendaraan listrik akan lebih banyak dilakukan di rumah. Oleh karena itu, PLN juga akan menyiapkan infrastruktur charging untuk di rumah pelanggan beserta stimulus penggunaan listriknya.

“PLN juga kan segera me-launching produk layanan home charging dan SPKLU sebagai stimulus percepatan penggunaan KBLBB di Indonesia,” tambah Ikhsan.

PLN Mampu Jawab Keraguan

Research Director Central Insight Rahayu Widayanti menilai dalam setahun terakhir perkembangan mobil listrik sangat menggembirakan. Dua komponen utama yang menjadi prasyarat perkembangan pasar mobil listrik yaitu produksi dan infrastruktur mulai terselesaikan.

“Tiga pihak utama yang menentukan perkembangan pasar mobil, yaitu pabrik mobil, kalangan industri penunjang, dan pemerintah mempunyai semangat tinggi untuk mendorong kemajuan mobil listrik di Indonesia,” jelas Widayanti. Dari pihak pembuat mobil, Hyundai dan Toyota misalnya, sudah mengumumkan rencana mereka untuk membangun mobil listrik di Indonesia. Dengan nilai investasi US$ 1,5 miliar, pabrik mobil listrik Hyundai mulai dibangun tahun ini di Bekasi dan akan mulai produksi pada 2022 untuk pasar lokal maupun ekspor. Sementara itu, Toyota akan membangun fasilitas produksi untuk mobil listrik dengan total nilai US$ 2 miliar pada 2024.

Selanjutnya, terkait infrastruktur penunjang yang sangat penting pun sudah relatif terjawab. PLN, aktor utama dalam penyediaan stasiun pengisian tenaga listrik, giat bekerja untuk membangun stasiun pengisian tenaga listrik dan kini sudah memiliki 37 Stasiun Pengisian Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU ), di luar ribuan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), listrik untuk keperluan apapun.

“PLN mampu menjawab kekhawatiran banyak kalangan mengenai pembangunan infrastruktur yang menjadi syarat tumbuhnya pasar mobil listrik,” tegas Widayanti.

Di atas semua tantangan perkembangan mobil listrik, adalah peran pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah pun tak kalah gesit dengan kalangan dunia usaha. Tahun lalu keluar PP No. 73 Tahun 2019 yang membebaskan bea masuk barang mewah (PPnBM) untuk mobil listrik dan hybrid, asalkan konsumsi bahan bakarnya lebih dari 28 km/l atau memiliki tingkat emisi CO2 sampai dengan 100 gram per km. Selain terhadap sisi supply, peraturan juga bisa diarahkan pada sisi demand.

Untuk mendorong pertumbuhan mobil listrik, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan yang mengubah struktur pembiayaan kepemilikan kendaraan, khusus untuk kendaraan listrik. Peraturan BI No. 22/13/PBI/2020 yang berlaku mulai 1 Oktober 2020 ini mengizinkan Kredit Kendaraan Bermotor dengan uang muka 0%.

“Pemerintah pusat sudah cukup cepat dan agresif mengeluarkan peraturan di tingkat makro untuk mendorong perkembangan pasar mobil listrik. Kondisi ini harus ditindaklanjuti dengan peraturan yang sifatnya lebih hilir dan mikro/lokal alias provinsi,” tegas Widayanti.

Menurut Widayanti, ikhtiar Pemda DKI Jakarta yang sudah menetapkan mobil listrik bebas dari aturan ganjil-genap tenta merupakan angin segar yang harus diapresiasi. Selain itu, lanjut Widayanti, Pemda Jakarta dan juga Bali, memberikan diskon pajak kendaraan dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).

“Jika provinsi atau Kabupatan/Kota lain mengikuti langkah ini, tentu perkembangan mobil listrik akan semakin cepat,” tegasnya menutup perbincangan dengan Bhirawa.

——– *** ———

Tags: