Eks Napi Teroris Ikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-73 RI Lamongan

Sejumlah mantan teroris saat mengikuti upaca kemerdekaan RI ke 73 .(Alimun Hakim/Bhirawa).

Lamongan,Bhirawa 
Ada yang spesial pada Upacara Peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI Tahun 2018 di Alun-Alun Lamongan, Jum’at (17/8). Sebanyak satu kompi yang terdiri dari 31 eks kombatan tergabung dalam pasukan  kehormatan Lingkar Perdamaian mengikuti upacara tersebut.
Yayasan Lingkar Perdamaian didirikan oleh mantan kombatan Ali Fauzi di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro pada tanggal 29 Nopember 2016 dan diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.
Yayasan tersebut beranggotakan 43 orang, terdiri dari mantan 11 orang kombatan, mantan napi kasus terorisme (napiter) 14 orang, dan 7 keluarga teroris.
Mereka bergerak di bidang control flow integrity (CFI) yaitu menumpang combatan dan mantan napi kasus terorisme untuk kembali kepangkuan ibu pertiwi. Yayasan ini juga berperan aktif melaksanakan kegiatan pencegahan terorisme di Indonesia.
Bertugas selaku komandan kompi Lingkar Perdamaian adalah Yoyok Edi Sucahyo. Dia pertamakali terpapar dengan ekstrimisme pada tahun 1991 sampai dengan 1994 saat berguru dengan Abu Taqi yang sekarang menjadi salah satu komandan ISIS di Syria.
Kemudian pada tahun 1999-2001 bergabung bersama Iswanto bertugas menyiapkan logistik senjata dan material bom yang dikirim ke milisi Ambon dan Poso pimpinan Ali Fauzi.
Kemudian yang bertugas selaku pembaca ikrar yakni Yusuf Anis dengan nama samaran Haris, Abu Musa Yusuf Anis. Dia yang lulus SD, SMP, dan SMA di Lamongan selanjutnya melanjutkan pendidikan di Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi tamat tahun 1998.
Dia kemudian masuk akademi militer Mujahidin Afganistan yang ditamatkannya tahun 1991 dengan pangkat Duwon Brigmen atau Letnan Dua.
Yusuf Anis saat diJamaah Islamiyah pada tahun 1997 sampai dengan 1999 bertindak sebagai Ketua I Bagian Askari Mantki 1 JI Malaysia, Singapura dan Wakil Hambali. Pada tahun 2000 sampai dengan 2001 menjadi amir JI di wilayah konflik Ambon Maluku, dan pada tahun 1991 sampai dengan 2001 senior instruktur kam militer Mujahidin Afganistan dan Filipina.
Selain menjadi peserta upacara, eks kombatan dan napiter yang sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi tersebut membacakan Ikrar Kesetiaan. Mereka dengan ikrar itu siap menjadi duta perdamaian, taat dan patuh pada kehidupan berbangsa dan bernegara, membantu dalam penanganan radikalisme dan bersama-sama aparat menajaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam upacara tersebut Bupati Fadeli bertindak sebagai inspektur upacara, dan Ketua DPRD Debby Kurniawan sebagai pembaca teks proklamasi.
Anggota Paskibra yang bertindak sebagai pengibar bendera yakni Willy Bambang dari SMAN 1 Ngimbang, HeruKrisdianto dari SMKN 1 Sambeng dan M Farhan S dari SMAN 1 Lamongan sedangkan pembawa baki bendera merah putih yakni Tania Yesika W dari SMAN 1 Ngimbang.
Seusai upacara, juga diberikan remisi secara simbolis terhadap 289 napi. Dari ratusan yang mendapat remis,  sebanyak 13 napi diantaranya langsung bebas.
Ali Fauzi yang merupakan kakak dari Amrozi tersebut seusai upacara mengungkapkan perlunya dukungan dari pemerintah baik secara moril maupun materiil bagi eks kombatan agar dapat kembali ke tengah-tengah masyarakat. [mb9]

Tags: