Eksekutif Muda Segera Ikuti Lari Internasional Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

Banyuwangi, Bhirawa
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengemukakan penyelenggaraan Lomba Lari Internasional pada 17 Oktober 2015 diikuti oleh kalangan eksekutif muda.
“Dengan ajang ini, kami sekaligus ingin mempromosikan wisata Banyuwangi. Akan ada banyak eksekutif muda yang ikut. Kami juga menggandeng komunitas-komunitas pencinta lari. Kami berharap ini jadi sarana promosi yang efektif,” ujarnya di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan konsep pariwisata berbasis olahraga terus dikembangkan oleh kabupaten berjuluk “The Sunrise of Java” itu, antara lain lewat lomba lari, balap sepeda Tour de Banyuwangi-Ijen, Selancar Layang Pulau Tabuhan, dan kompetisi internasional selancar Pulau Merah.
Menurut Anas, tahun ini ajang tersebut melombakan dua kategori lari, yaitu 5 kilometer dan 10 kilometer dengan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 100 juta.
Olahraga lari tengah menjadi tren selain olahraga bersepeda. Dengan memanfaatkan tren tersebut, pemasaran daerah akan lebih efektif.
“Dengan mengajak orang datang ke Banyuwangi untuk melakukan aktivitas yang menjadi kegemarannya, promosi bisa dilakukan secara halus. Dari beberapa komunitas, saya dengar bahwa tahun ini saja ada lebih dari 200 pencinta lari asal Indonesia yang ikut lomba lari di Berlin, Jerman. Mereka adalah orang-orang menengah ke atas. Pasar itu kami bidik agar mereka datang untuk berlari sekaligus berwisata di Banyuwangi,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyuwangi Wawan Yadmadi menambahkan, ajang tersebut mengangkat tema “Run & Enjoy The Culture”. Tema itu menggambarkan ajakan untuk berlari dan menikmati kebudayaan sekaligus keindahan Banyuwangi.
“Ajang ini selaras dengan upaya kami mengembangkan sport tourism. Kami sandingkan olahraga dengan keindahan alam kami,” kata Wawan.
Selama lima tahun terakhir Banyuwangi gencar mempromosikan kepariwisataan untuk menjadi salah satu destinasi baru untuk wisatawan dalam maupun luar negeri. Tidak tanggung-tanggung, dari wisata pantai, gunung berapi, hingga wisata hutan hujan tropis, ada di Banyuwangi.
Ditambah dengan festival yang diadakan sepanjang tahun dengan menampilkan berbagai ciri khas lokal membuat Banyuwangi semakin dikenal di kalangan wisatawan, katanya.
Sektor pariwisata juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan per kapita Kabupaten Banyuwangi yang naik tajam dari Rp14,97 juta di tahun 2010 menjadi Rp33 juta di tahun 2014 berdasarkan perhitungan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).
Sementara Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) juga naik dari Rp23,56 triliun menjadi Rp40,48 triliun.
Selain itu, angka kunjungan wisata yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, wisatawan domestik sebesar 860 ribu orang naik menjadi 1.500 orang pada 2014. Wisatawan mancanegara pun meningkat tajam, dari 5 ribu pada 2012 menjadi 28 ribu wisman pada 2014. [mb12]

Tags: