Ekskavasi Pertama Temukan Empat Fragmen Ukiran Batu Hewan Mitologi Hindu-Budha

Tim Ekskavasi BPCB Jatim menemukan empat fragmen ukiran batu hewan mitologi Hindu-Budha berbentuk kepala manusia, berbadan burung dan bernama kinara-kinari.

Kab Pasuruan, Bhirawa
Tim Arkeolog BPCB Jatim, akhirnya merampungkan ekskavasi tahap pertama terkait temuan masyarakat tentang situs candi di Dusun Candi, Desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Kepala Tim Ekskavasi BPCB Jatim, Albertus Agung Vidi, menyampaikan pihaknya menemukan ada empat fragmen ukiran batu hewan mitologi Hindu-Budha berbentuk kepala manusia, berbadan burung dan bernama kinara-kinari.

Meski awalnya disangka warga sebagai arca, namun Kinara-kinari bukanlah patung atau arca. Melainkan salah satu bentuk relief ukiran yang berfungsi sebagai hiasan antefik atau sudut-sudut candi.

“Berdasarkan pengamatan kita, Kinara-kinari itu kepala manusia badan burung berbentuk sepasang perempuan dan laki laki biasa dijadikan hiasan sudut bangunan,” ujar Albertus Agung Vidi, Selasa (22/11).

BPCB Jatim juga menemukan sejumlah fragmen-fragmen tembikar. Fragmen tembikar tersebut diduga digunakan sebagai dupa di masa lampau.

Termasuk pula, ditemukan batu berukiran sosok dua Makara. Makara adalah hewan mitologi yang dipercaya Hindu-Budha sebagai naga laut kendaraan dewa-dewi.

“Kita juga menemukan banyak juga batu-batu dengan ornamen dan bentuk-bentuk geometris,” kata Albertus Agung Vidi.

Meski banyak temuan, BPCB Jatim belum bisa memastikan temuan candi itu peninggalan dari kerajaan mana. Saat ini masih terlalu dini untuk menentukan periodisasi candi.

Diperlukan tahapan ekskavasi lanjutan untuk bisa mengungkap dari periode kerajaan mana candi tersebut dibangun.

“Saat ini baru tahap survey dan penyelamatan struktur candi dan baru melihat sebatas mana potensi. Selajutnya, nanti apabila dibuka semua, baru bisa dilihat ada gambaran,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa bentuk relief pada batuan kuno yang ditemukan memang memiliki kemiripan di sejumlah candi lain. Misalnya, ada kemiripan motif dengan di Candi Jago, Candi Keboireng, Candi Jabung, Candi Penataran hingga Candi Prambanan.

Meski demikian, pihaknya masih memelukan riset lanjutan untuk memastikan periodisasi candi.

“Dibutuhkan waktu, minimal harus dapat bukti yang lebih kuat merujuk ke kerajaan apa serta pembandingnya apa. Karenanya, itu masih kita telusuri,” tutup Albertus Agung Vidi. [hil.bb]

Tags: