Eksotisme Gua Selomangleng di Kaki Gunung Klotok

Eksotisme Gua Selomangleng di Kaki Gunung Klotok

Melihat Jejak Pertapaan Dewi Kilisuci dan Arca Dewa Shiwa
Kota Kediri, Bhirawa
Ditengah teriknya matahari pada musim kemarau ini udara segar dari puncak Gunung Klotok  terasa sejuk, hanya sedikit cahaya yang mampu menembus rerimbunan pohon beringin. Tak ada kegaduhan dan hiruk pikuk apapun di kawasan ini selain suara serangga dan nyanyian burung yang bersahut-sahutan . Itulah salah satu eksotisme alam yang tersimpan di lokasi wisata Goa Selomangleng  di kaki Gunung Klotok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri , Sungguh tempat yang nyaman untuk melakukan relaksasi bagi orang-orang yang selalu berkejaran dengan waktu.
Goa Selomangleng telah menjadi obyek wisata alam kebanggaan masyarakat setempat sejak puluhan tahun silam. Konstruksi Goa Selomangleng yang tidak terlalu menjorok seperti halnya goa di Jatim memudahkan para pengunjung untuk menyusuri kedalamannya. Dalam keremangan cahaya matahari yang menerobos di sela-sela dinding batu, tampak beberapa relief  menghiasi seluruh dinding goa.
Salah satu relief yang paling menonjol adalah penampakan seorang perempuan cantik yang sedang bertapa. Perempuan itu digambarkan tengah bersila tepat diantara dua ruangan yang berada di kanan kirinya. Sejumlah literatur sejarah menyebutkan jika perempuan rupawan tersebut merupakan perwujudan Dewi Kilisuci, putri dari Raja Kediri Djojoamiluhur.
Hingga saat ini para wisatawan masih bisa melihat jejak pertapaan sang dewi yang masih terawat dengan baik. Di dalam goa tersebut, terdapat dua buah ruangan yang masing-masing berfungsi sebagai kamar tidur dan ruang tamu. Inilah kekuatan terbesar Goa Selomangleng sebagai salah satu obyek cagar budaya.”Sejarah inilah yang membuat kami berkunjung disini” kata Dian salah satu mahasiswa asal Malang.
Eksotisme ini terasa makin komplit dengan dipertahankannya tiga kuburan keramat yang diyakini sebagai perintis wilayah Kediri. Mereka adalah Tumenggung Mojoroto, Mbah Boncolono, dan Tumenggung Poncolono.
Makam ketiga leluhur itu berada di puncak bukit yang bejarak sekitar 100 meter dari Goa Selomangleng. Untuk mencapai ketiga makam tersebut, para pengunjung harus mendaki kurang lebih 460 anak tangga yang cukup menanjak. Sehingga diperlukan stamina dan persiapan fisik yang kuat untuk bisa mencapai puncak bukit tersebut.
Kisah kepahlawanan ketiga tokoh inilah yang membuat makam tersebut banyak dikunjungi peziarah. Selain untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta, para pengunjung memanfaatkan makam tersebut untuk melihat pemandangan Kota Kediri dari puncak bukit.
Seiring meningkatnya kebutuhan wisata alam untuk menambah daya tarik sejarah lokasi ini, pemerintah mendirikan Museum Airlangga yang memiliki 292 koleksi benda purbakala,  diantaranya arca peninggalan Kerajaan Kediri,  alat ritual zaman dahulu,   Hebatnya, kondisi arca-arca tersebut masih dalam keadaan bagus meski dibuat pada abad XII silam.
Dari ratusan koleksi yang ada, terdapat dua buah arca yang paling banyak menyedot perhatian. Mereka adalah arca dewa Shiwa yang berukuran hampir dua kali tubuh orang dewasa serta sebuah jambangan besar yang diduga sebagai tempat membersihkan diri para bangsawan. Selain peninggalan berupa arca yang dipahat dengan media batu andesit, terdapat pula sebuah perahu kayu,  cikar dokar  yang berusia ratusan tahun.
“Meski sudah dipergunakan ratusan tahun silam, kondiri perahu dan cikar dokar tersebut masih terlihat sangat bagus.”kata Kepala Dinas Pariwisata,  Kebudayaan dan Olah raga Kota Kediri Nur Muhyar.
Tak hanya sampai disitu,  untuk menarik pengunjung pemerintah kota dalam 2 minggu sekali memberikan hiburan berbasis kebudayaan,  bahkan dalam event tahunan pemerintah kota menggelar pagelaran Selomangleng, yang dilakukan 2-3 kali dalam setahun. Pagelaran Selomangleng ini menampilkan kesenian budaya perpaduan antara kesenian lokal dan internasional.
Sementara akses transportasi menuju lokasi ini juga tersedia dengan baik. Selain membuka jalur angkutan kota yang berakhir di kawasan goa, perbaikan infrastruktur jalan juga mulai dilakukan. Hal ini untuk memudahkan para pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi maupun berjalan kaki. Sedangkan tarif masuk ke lokasi ini Pemerintah Kota Kediri hanya menetapkan Rp 2000, kecuali ada event di lokasi tersebut tarif masuk Rp 4000. [Irvan Cholis]

Tags: