Ekspor Impor di Provinsi Jawa Timur Mengalami Kenaikan

foto ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ekspor dan impor di Jawa Timur sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini seiring usai lebaran, transportasi mulai kembali lancar. Untuk nilai ekspor Juli 2017 mencapai USD 1.578,19 juta atau naik 14,92 persen, sedangkan nilai impor Juli 2017 mencapai USD 1.995,22 juta atau naik 25,00 persen.
“Jika pada bulan Juni baik impor dan ekspor mengalami penurunan dikarenakan keterbatasan transportasi pada Hari Raya Idul Fitri, pada bulan Juli sudah kembali lancar,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono, kemarin (20/8).
Untuk ekspor migas Juli 2017 mencapai USD 62,81 juta atau turun 49,48 persen dibanding ekspor migas bulan Juni 2017 yang mencapai USD 124,34 juta. Sementara, ekspor non migas Juli 2017 mencapai USD 1.515,38 juta atau naik 21,33 persen dibanding ekspor non migas bulan Juni 2017 yang mencapai USD 1.248,96 juta.
Selama bulan Juli 2017 ekspor non migas Jawa Timur didominasi oleh perhiasan/permata dengan nilai USD 190,95 juta, diikuti tembaga sebesar USD 147,43 juta, lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 107,43 juta, kayu dan barang dari kayu sebesar USD 106,39 juta, serta ikan dan udang sebesar USD 91,24 juta.
Negara tujuan ekspor produk non migas Jawa Timur bulan Juli 2017 yang terbesar adalah  Jepang, dengan nilai ekspor mencapai USD 281,37 juta, diikuti Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar USD 204,40 juta dan berikutnya Tiongkok dengan nilai ekspor USD 131,29 juta.
Sedangkan untuk negara ASEAN tujuan ekspor komoditi non migas utama Jawa Timur adalah Malaysia dengan nilai ekspor mencapai USD 125,34 juta, selanjutnya diikuti Thailand dengan nilai USD 64,01 dan Vietnam dengan nilai USD 54,21 juta, serta disusul oleh Singapura senilai USD 49,70 juta.
Sementara untuk negara Uni Eropa tujuan utama ekspor Jawa Timur adalah Belanda dengan nilai ekspor sebesar USD 42,84 juta yang naik sebesar 27,43 persen dibanding bulan sebelumnya, berikutnya Jerman senilai USD 24,79 juta dan Italia dengan ekspor sebesar USD 12,78 juta.
Selanjutnya, impor migas Juli 2017 mencapai USD 330,09 juta atau naik 36,43 persen dibandingkan nilai impor migas bulan Juni 2017 yang mencapai USD 241,95 juta. Impor non migas Juli 2017 mencapai USD 1.665,13 juta atau mengalami peningkatan 22,96 persen dibandingkan impor non migas bulan Juni 2017 yang mencapai USD 1.354,19 juta.
Selama bulan Juli 2017 impor non migas didominasi oleh perhiasan/permata dengan nilai USD 210,54 juta, berikutnya adalah mesin-mesin/peralatan mekanik sebesar USD 150,56 juta, besi dan baja sebesar USD 119,86 juta, plastik dan barang dari plastik sebesar USD 105,93 juta, dan bungkil industri makanan sebesar USD 101,71 juta.
Selama bulan Juli 2017, jika dilihat menurut negara asal impor barang, Tiongkok  merupakan negara pemasok barang impor non migas Jawa Timur terbesar dengan nilai USD 382,21 juta, diikuti Swiss senilai USD 157,40 juta, dan Amerika Serikat senilai USD 110,95 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 39,07 persen.
Sementara untuk negara ASEAN asal barang impor non migas terbesar adalah Thailand dengan nilai impor mencapai USD 67,21 juta, diikuti Singapura dengan nilai USD 59,29 juta dan Malaysia dengan nilai impor mencapai USD 44,29 juta. [rac]

Tags: