Ekspor Impor Provinsi Jatim Alami Defisit

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan antara ekspor dan impor di Jatim pada November 2016 mengalami defisit. Pada November 2016 ini, nilai ekspor Jatim mencapai USD1,6 miliar, atau lebih besar nilai impor mencapai USD1,7 miliar atau defisit USD0,11 miliar.
“November ini memang terjadi defisit neraca perdagangan Jatim. Tapi kami belum ada data yang bisa menjelaskan apa penyebab defisit tersebut,” kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono.
Dikatakannya, padahal nilai ekspor Jatim pada November 2016 ini mengalami peningkatan mencapai 15,39 persen dari Oktober 2016 yang hanya mencapai USD1,4 miliar. Secara year on year (yoy), total nilai ekspor Jatim hingga November 2016 meningkat 9,65 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2016 ini, total nilai ekspor mencapai USD17,4 miliar, sedangkan pada 2015 lalu hanya USD15,8 miliar.
“Sebenarnya kinerja ekspor Jatim masih bagus karena mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Baik ekspor migas maupun non migas semuanya meningkat,” katanya.
Pada 2015 lalu, lanjut Teguh, ekspor Jatim masih didominasi oleh sektor nonmigas, menyumbang sebesar 94,67 persen. Pada 2016 ini, total ekspor migas hanya USD928,3 juta, sedangkan nonmigas mencapai USD16,476 juta. Dalam hal ini, kinerja ekspor Jatim masih bagus.
Adapun barang yang memberikan sumbangan terbesar untuk ekspor non migas adalah perhiasan atau permata. Pada 2016 ini, total ekspor perhiasan atau permata mencapai USD4,03 miliar. Namun pada priode yang sama di 2015, perhiasan atau permata juga mendominasi impor ke Jatim, yakni sebesar USD275,11 juta.
“Jika dilihat dari nilainya, masih lebih besar nilai ekspor ke negara lain. Jadi, meskipun nilai impor perhiasan meningkat dari tahun lalu, diimbangi nilai ekspor perhiasan yang juga meningkat,” katanya. [rac]

Tags: