Ekspor Perdana, Saatnya Indonesia Kuasai Pasar Kapal Asia

Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyaksikan peluncuran Kapal Perang SSV-1 di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Tanjung Perak Surabaya, Senin (18/1).

Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyaksikan peluncuran Kapal Perang SSV-1 di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Tanjung Perak Surabaya, Senin (18/1).

Surabaya, Bhirawa
Indonesia harus menguasai pasar kapal, khususnya di kawasan Asia. Karena Indonesia mulai kemarin telah mampu membuat dan mengeskpor kapal perang canggih ke Filipina.
“Hari ini (kemarin) adalah hari yang bersejarah bagi bangsa ini. Sebab pertama kali melakukan ekspor kapal perang. Ini merupakan prestasi terhebat PT PAL Indonesia, kita ikut bangga,” ucap Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli  saat peluncuran dua kapal perang di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Kawasan Tanjung Perak Surabaya, Senin (18/1).
Ia menegaskan, bangsa ini harus menjadi bangsa pemenang, dan bukan bangsa yang selalu kalah. Sebab telah memiliki keunggulan dalam industri perkapalan. “Dulu raja di bisnis perkapalan adalah Jepang. Kemudian pindah ke Korea. Karena mahal biaya pembuatan dan asuransinya, saat ini sudah mulai pindah ke Vietnam dan Indonesia,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Rizal, saat ini adalah momentum bagi bangsa ini, karena orang Indonesia mempunyai kemampuan yang bagus untuk membangun, seperti membangun Borobudur.
Meski demikian, Rizal mengaku, bangsa ini masih perlu melakukan kerjasama teknologi dan manajemen, seperti yang dilakukan PT PAL Indonesia yang melakukan dengan perusahaan galangan kapal DSNS Belanda. “Kepada PT PAL Indonesia, kami bangga. Sebab bisa menghasilkan kapal yang besar ini. Saya harap, bisa mempercepat pengerjaan pesanan kedua Filipina yakni 2 hingga 3 minggu sebelum deadline,” ujarnya.
Rizal mengaku, pemerintah akan terus mendorong pengembangan industri maritim dengan memberikan fasilitas dan kemudahan apa pun terkait industri kemaritiman, termasuk pembangunan dan industri perkapalan.
Untuk diketahui PT PAL Indonesia meluncurkan dua kapal perang, yakni Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)-1 dan Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSV)-1.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah mengatakan, kapal PKR merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI, dan kapal canggih kelas Frigate yang dibangun PT PAL dengan kerjasama perusahaan kapal DSNS Belanda melalui transfer teknologi. Sedangkan kapal SSV merupakan kapal canggih karya mandiri anak bangsa, dan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina yang berada di kelas Lloyd Register. “Untuk kapal SSV menjadi kapal perang perdana yang berhasil diekspor Indonesia, dan merupakan pengakuan negara luar terhadap kecanggihan pembuatan kapal bangsa ini,” ucapnya. “Untuk kapal SSV menjadi kapal perang perdana yang berhasil diekspor Indonesia, dan merupakan pengakuan negara luar terhadap kecanggihan pembuatan kapal bangsa ini,” katanya.
Ia menjelaskan, Kapal PKR-1 setelah dilakukan peluncuran akan melalui proses penyempurnaan kembali dan resmi diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan RI pada Januari 2017. Sedangkan Kapal SSV juga akan kembali melakukan penyempurnaan setelah peluncuran, dan resmi dilakukan serahterima pada Kementerian Pertahanan Filipina pada Mei 2016. Dalam peluncuran tersebut, dihadiri Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, serta Komisi VI DPR RI, perwakilan dari jajaran pejabat TNI AL serta Kementerian Pertahanan Filipina.
Sementara itu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan galangan kapal yang ada di Indonesia kini sudah mampu memproduksi kapal secara mandiri dan profesional, terbukti mampu menyelesaikan secara tepat waktu pesanan kapal perang Filipina jenis SSV-1.
“Pengerjaan kapal perang ini merupakan program meningkatkan kemampuan kemandiran PT PAL Indonesia, dan peluncuran ini bukti yang tidak terbantahkan galangan kapal kita mampu melaksanakan pembangunan kapal secara profesional dan sangat membanggakan,” ucap Ryamizard.
Ia mengatakan, Kementerian Pertahanan juga telah membuat program pembuatan alutsisa secara mandiri, seperti tank dan panser yang sudah dibuat, ditambah dengan transfer teknologi melalui kerjasama Korea yang dalam kurun 5 hingga 6 tahun ke depan akan membuat pesawat tempur secara mandiri.
“Tank sudah buat, panser juga sudah buat, dan kita buat yang terbaik. Untuk Angkatan Udara melalui transfer teknologi 5 sampai 6 tahun ke depan kita sudah bisa buat pesawat tempur,” tuturnya.
Terkait galangan kapal, Menhan menyebut telah mengamati keberadaan sejumlah galangan dalam negeri, dan sangat optimistis mampu memproduksi secara mandiri, bahkan menyebut apabila negara dalam keadaan genting sejumlah galangan kapal nasional dalam satu tahun mampu membuat 20 kapal sekaligus.
Ryamirzad menyebutkan keberhasilan pembuatan kapal yang dilakukan PT PAL Indonesia adalah salah satu contohnya, dan merupakan hasil kerjasama semua pihak yang terkait, ditambah keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
“Saya harap momentum yang menguntungkan ini dapat terus ditingkatkan, dan saya ucapkan terima kasih kepada Filipina atas kepercayaannya kepada bangsa ini. Dan galangan kapal DSNS Belanda agar kerjasama ini dapat terus dilanjutkan,” imbuhnya. [ma,bed]

Tags: