Elektabilitas dan Popularatis Gus Hans Terus Meningkat

Gus Hans didampingi Wakil Ketua DPC Golkar Jatim—Arief Fathoni ketika bersama wartawan berdiskusi tentang industri kreatif di Surabaya. [andre/bhirawa]

(Bicara Industri Kreatif Bersama Wartawan)
Surabaya, Bhirawa
Ditengah kesibukannya Zahrul Azhar Asumta menyempatkan diri bertemu dengan para wartawan yang biasa bekerja dilingkungan DPRD Surabaya dan Pemkot Surabaya untuk sekedar membahas pembangunan kota Surabaya kedepan.
Cafe kantor Pos depan Gedung Grahadi menjadi tempat pertemuan pada Selasa (11/03/2020) tersebut. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Gus Hans sapaan akrab Zahrul Azhar Asumta untuk berdiskusi santai dengan para wartawan.
Wakil Ketua DPC Golkar Jatim—Arief Fathoni yang turut mendampingi Gus Han menjelaskan, dari lembaga survey internal partai grafik elektabilitas dan popularatis Gus Hans terus meningkat.
”Berdasarkan lembaga survey popularitas Gus Hans sangat tinggi, maka kita dorong Gus Hans untuk rajin menyapa masyarakat. Gus Hans ini gak pernah mandeg, dalam setiap kegiatan,” kata Arief Fathoni.
Menurut Arief Fathoni ada tiga kandidat yang mendaftar di DPC Partai Golkar Surabaya dan mendapatkan rekomendasi menjadi Cawali Surabaya dalam pilkada mendatang. Namun sosok Gus Hans yang merupakan putra Nahdliyin menjadi pertimbangan sendiri bagi partai, karena menurut Fathoni konfigurasi pilkada di Jatim selalu didominasi Hijau dan Merah.
“Gus Hans ini mewakili Nahdliyin, dan itu sudah dibuktikan dengan menangnya bu Khofifah di Surabaya pada Pilgub Jawa Timur ya. Artinya apa? bahwa suara Nadhliyin itu harus didengar disamping didengar maka harus ada figur yang mewakili kalangan Nadhliyin di Surabaya. Entah jadi L 1 atau L 2 tergantung dari konfigurasi politik nantinya,” urai Fahtoni.
Sambil menunggu rekomendasi partai Golkar, Gus Hans terus mensosialisasikan program pentingnya rumah rehabilitasi milik pemerintah di Surabaya untuk menekan peredaran narkoba di kota Pahlawan.
Sementara itu Gus Han bercerita kalau dirinya sebenarnya menjadi bagian dari keluarga besar media massa. “Saya ini yang mengurusi gaji pegawai TV 9 berikut jurnalisnya. Jadi walaupun saya tidak dilapangan tapi bolehlah kalau disebut keluarga besar wartawan,” terangnya sambil tersenyum.
Gus Han yang menjadi salah satu bakal kontestan di Pilkada Surabaya 2020 ini juga berbicara soal industri kreatif. “Sekarang ini banyak pabrik yang berancang-ancang untuk pindah ke zona tiga diantaranya Nganjuk dan Ngawi, karena tingginya nilai UMK” ungkapnya.
Karena itu menurut Gus Han sudah saatnya tidak berpikir soal industri padat karya, melainkan bagaimana mengembangkan industri kreatif. “Punya kemampuan akan informasi tekhnologi (IT) mutlak harus dimiliki kalau ingin mengembangkan industri kreatif,” terangnya.
Selain itu, menurut mantan juru bicara tim kampanye Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim tersebut hal penting lainnya adalah integritas dan hati yang tulus. “Pemerintah daerah juga dituntut peran konkret dalam pengembangan industri kreatif,” ujarnya.
Misalnya kata Gus Han, Pemerintah Kota Surabaya bisa menyediakan gedung-gedung pemerintahannya sebagai co working space.
“Bandung, Yogyakarta dan Malang masuk sebagai kota industri kreatif, sedangkan Surabaya tidak. Apa yang salah? Ternyata masalahnya di komunikasi yang belum linier,” ungkap Gus Han.
Gus Han menekankan, kalau Wali Kota sebagai eksekutor dalam hal ini. Karenanya perlu komunikasi yang baik dari Wali Kota secara horisontal dengan menggerakkan para pemuda di kampung untuk aktif terlibat.
“Wali Kota juga dituntut mampu berkomunikasi secara vertikal dengan instansi diatasnya, Gubernur misalnya agar sinergi dalam pengembangan program industri kreatif,” pungkas kader Partai Golkar tersebut. [dre]

Tags: