Elpiji Melon Langka, Pemkab Nganjuk Diminta Ajukan Tambahan Kuota

Elpiji bersubsidi masih langka, sehingga masyarakat didorong untuk membeli elpiji non subsidi.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Meningkatnya aktivitas produksi makanan dan kue selama Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri mengakibatkan elpiji 3 kg seolah menghilang dari pasaran. Karena itu, asosiasi agen dan pangkalan elpiji mendorong Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mengajukan penambahan kuota elpiji bersubsidi.
Terkait kelangkaan elpiji bersubsidi, asosiasi agen dan pangkalan Kabupaten Nganjuk juga membantah adanya aksi penimbunan elpiji 3 kg. “Pasokan dari Pertamina tetap, kami para agen mendistribusikan juga sama seperti hari-hari biasa. Namun ada peningkatan kebutuhan selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri, sehingga elpiji 3 kg langsung habis begitu tiba di tingkat pengecer,” ujar Dodi Sidi Purnomo, koordinator agen elpiji 3 kg Kabupaten Nganjuk.
Kepada Bhirawa Dodi menjelaskan, di Kabupaten Nganjuk ada 19 agen yang mendistribusikan elpiji bersubsidi ke seluruh pangkalan di Kabupaten Nganjuk. Dari 19 agen tersebut, dikatakan Dodi, tidak ada satupun yang menimbun atau tidak mendistribusikan kuota elpiji 3 kg. Bahkan karena permintaan meningkat selama Ramadan, para agen mengaku kewalahan karena memang tidak ada tambahan pasokan dari Pertamina.
Lebih jauh Dodi juga mengaku, sebagai agen dirinya memiliki kuota 1.680 tabung elpiji 3 kg atau tiga rit dalam setiap harinya. Dan kuota tersebut harus habis didistribusikan ke seluruh pangkalan mitra kerja Dodi. Karena itu, sangat kecil kemungkinan ada aksi penimbunan di level agen maupun pangkalan. “Begitu barang datang, langsung habis dibeli oleh warga. Karena itu tidak mungkin ada aksi timbun elpiji 3 kg,” tandas Dodi.
Menurut Dodi, sebenarnya ada alternatif lain jika terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg. Karena masyarakat dapat membeli elpiji yang non subsidi yang pasti harganya lebih mahal dibanding elpiji bersubsidi. “Untuk agen dan pangkalan, pasti menyediakan elpiji non subsidi. Untuk elpiji non subsidi 12 kg harganya Rp 140 ribu. Sedangkan elpiji 5,5 kg harganya Rp 65 ribu,” jelas Dodi.
Alternatif lain, Pemkab Nganjuk didorong untuk mengajukan tambahan kuota elpiji bersubsidi kepada Pertamina, sehingga pasokan elpiji 3 kg tetap terjaga. “Kami para agen sangat mendukung jika Pemkab Nganjuk mengajukan tambahan kuota elpiji 3 kg. Karena langkah tersebut dinilai sangat strategis untuk tetap menjaga stabilitas pasokaan dan harga elpiji 3 kg,” pungkas Dodi.
Sekedar diketahui sejak dua minggu menjelang Ramadan hingga sepuluh hari menjelang Idul Fitri ini, pasokan elpiji 3 kg di tingkat pengecer sangat kurang. Kondisi ini terkesan gas elpiji ukuran 3 kg menghilang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk. Alhasil, warga panik mencari elpiji 3 kg itu di agen maupun pengecer.
Sejumlah pengecer menyebutkan bahwa kelangkaan elpiji 3 kg atau ukuran kecil itu terjadi sejak sebelum bulan Ramadan.
Karyono (45), salah seorang pengecer elpiji di Kecamatan Gondang, mengaku elpiji ukuran 3 kg itu sejak sebulan terakhir sudah habis. Bahkan, hinggga hari ini, belum ada pasokan dari agen maupun distributor. Jikapun ada hanya diberikan jatah 10 tabung elpiji setiap minggunya. Akibatnya, harga elpiji 3 kg di wilayah pinggiran Kabupaten Nganjuk bisa mencapai Rp 20 ribu.
Hal senada diungkapkan Titin (42), pengecer elpiji 3 kg yang berada di tengah kota Nganjuk. Titin mengatakan, sudah sebulan terakhir ini, masyarakat di kawasan itu mencari kebutuhan gas elpiji 3 kg itu, tetapi stok gas elpiji selalu habis sejak sebelum Ramadan.(ris)

Tags: