Emak-emak Jadi Saksi Paslon QA Janji Atasi Pengangguran di Gresik

Gresik, Bhirawa.
Komitmennya paslon Qosim-Alif (QA), untuk mengurangi angka pengangguran. Di antaranya dengan mempermudah investasi industri hadir, untuk menyerap tenaga kerja. Juga memperbanyak pelatihan, vokasional, dan menumbuhkan kewirausahaan dengan bantuan modal, pendampingan hingga pemasaran produk.

“Semuanya akan kami laksanakan melalui kartu Gresik Bangkit, data base semua warga yang belum mendapat pekerjaan ada dalam kartu tersebut. Nanti akan kami petakan, siapa yang belum bekerja, sehingga akan kami arahkan ke sektor industri yang membutuhkan sesuai kompetensi.” Ujar Cawabub dr. Alif di hadapan emak-emak Kecamatan Sidayu.

Juga memberi penegasan, jika saat ini pekerja Gresik, masih mendominasi industri di Kota Pudak. Melihat data yang disampaikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gresik tahun 2020, jumlah pekerja di seluruh Kabupaten Gresik saat ini ada 184.584 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 123.604 orang pekerja diantaranya berk-KTP Gresik.

“Sementara yang dari luar Gresik hanya tercatat 60.880 orang, atau hanya sekitar 35 persennya saja dari seluruh pekerja sektor formal di Gresik. Ini sekaligus menjawab pertanyaan ibu-ibu tadi yang katanya banyak warga luar Gresik bekerja di disini. Ini tidak benar, 65 persen warga Gresik masih mendominasi sektor formal ya ibu-ibu,” jelas Dokter Alif.

Selain sektor formal, masih ada sektor nonformal. Dari data yang disampaikan BPS Sakernas pada Agustus 2019, jumlah warga Gresik yang bekerja di sektor ini ada 620.883 orang. Sedangkan jumlah angkatan kerja tercatat ada 657.273 orang. Sehingga tingkat partisipasi kerja di Kabupaten Gresik mencapai 65,64 persen. Untuk jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik hingga awal 2020 lalu hanya 5,53 persen.

“Namun perlu dicatat tingkat kesempatan kerja di Kabupaten Gresik, cukup besar yakni sekitar 94,46 persen. Itu artinya, peluang untuk bekerja di Kabupaten Gresik cukup besar dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Jawa Timur. Ini yang akan menjadi tugas saya bersama Pak Qosim untuk mengurangi angka pengangguran dengan program Kartu Gresik Bangkit,” terang Dokter Alif.

Pada pandemi yang terjadi secara global, memang berdampak pada kenaikan pengangguran karena banyak industri yang tutup hingga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk itu, Qosim-Alif akan berupaya menghidupkan program pelatihan bagi warga Gresik yang belum bekerja agar bisa mandiri berwirausaha.

“Ingat ibu-ibu bekerja itu tidak hanya di kantor atau pabrik, bekerja itu mencari nafkah untuk mendapat pendapatan bisa dilakukan dengan kita menciptakan pekerjaan melalui kewirausahaan. Produk UMKM yang bapak ibu produksi di Sidayu ini akan kami bantu pasarkan melalui pasar virtual di market place, online shop serta pasar konvensional di toko modern. Jadi kalau nanti toko modern seperti Alfamart, Indomart, Hypermarket, Transmart tidak mau menjual barang produk UMKM Gresik, akan kita tutup atau ijinnya tidak kita perpanjang,” jelas politisi yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Gresik. (kim)

Tags: