Emil Ingin Wujudkan Bangun Kawasan Selatan

Surabaya, Bhirawa
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak optimistis pembangunan di kawasan selatan Provinsi Jawa Timur akan terwujud. Untuk itu, dia mengajak masyarakat di kawasan selatan dan Mataraman Jawa Timur bersatu untuk bersama-sama mewujudkannya.
“Ibarat sapu lidi kalau tercerai berai akan mudah dipatahkan, tapi jika diikat bersama-sama akan kuat,” ujar Emil Dardak .Bupati Trenggalek yang sedang cuti ini memaparkan masa depan kawasan selatan Jawa Timur dalam dialog bersama para pemuda di Pacitan, Jawa Timur.
Emil menceritakan perjuangannya bersama kepala daerah di kawasan selatan Pulau Jawa yang kemudian direstui pemerintah pusat terkait keinginan mewujudkan pelayaran perintis selatan Nusantara.
“Jika dulu pelayaran tol laut hanya ada di utara Pulau Jawa maka kita akan mengubah paradigma itu. Tahun ini sudah diluncurkan dan diresmikan pelayaran perintis selatan Nusantara,” kata Emil Dardak yang berpasangan dengan calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parwansa ini.
Sementara itu mantan Deputy Bidang Sarana dan prasarana Bappenas, Dedy S Priatna mengatakan sosok Emil Elestianto Dardar dibutuhkan untuk kepentingan pembangunan infrastruktur di Jawa Timur. Pengalaman calon Wakil Gubernur Jawa Timur di proyek infrastruktur ini akan berguna bagi pengembangan pembangunan di provinsi ini. Apalagi Emil dinilai memiliki jam terbang dan sejarah gemilang dalam menangani problem serius pengembangan infrastruktur di Indonesia.
“Saya tidak ngecap, ini pengalaman saya dan banyak teman yang pernah berinteraksi langsung dengan mas Emil,” ujar Dedi saat dihubungi wartawan, Selasa (8/5)
Dedy yang sudah berjibaku di Bappenas hingga 30 tahun tersebut lalu menceritakan bagaimana peran Emil Dardak yang kerap ia minta menjadi konsultannya. Pemerintah, lanjut Dedy tidak memiliki dana yang cukup untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Dia lalu menceritakan bagaimana rencana pembangunan Umbulan di Surabaya terkendala sampai 30 tahun sejak tahun 1970-an karena faktor minimnya dana dari pemerintah. Karena itu pelibatan swasta lalu menjadi solusi.
“Lalu munculah istilah “public private partnership” atau kerja sama pemerintah dengan badan usaha,” ujar deputi Sapras Bappenas pada masa Ketua Bappenas Adrianov Chaniago tersebut. Namun, satu prinsip pokok bahwa infrastruktur itu punya masyarakat dan tidak boleh dimiliki swasta. Pihak swasta setelah membangun punya waktu 20 hingga 30 tahun sesuai perjanjian sebelum bangunan infrstruktur itu dikembalikan ke pemerintah.
Hanya saja solusi ini belum memadai. Ada tiga hal yang menjadi masalah besar. Pertama, ada infrastruktur yang sama sekali tak diminati swasta karena dianggap tidak memiliki nilai jual memadai. Kedua, terkait permodalan dari bank yang hanya bisa dengan skema pinjaman jangka pendek dengan tenor 3 hingga 7 tahun. Setelah tujuh tahun dilakukan akad baru lagi jika ingin memperpanjang. Tak sampai di situ, pihak bank pun tak langsung bisa meng-ACC tawaran skema pembiayaan insfrastruktur. Portofolio dan penjaminan kredit juga menjadi masalah tersendiri.
Sebagai orang kepercayaan Bank Dunia yang sering diminta memberi advice, terutama terkait pengembangan infrastruktur, Emil Dardak saat itu bersama pihak kementerian keuangan menemukan solusi. Berupa, pembiayaan infrastruktur jangka panjang hingga 20 sampai 30 tahun. Lalu berdirilah sebuah badan usaha milik negara di bawah Kementerian Keuangan dengan nama Sarana Multi Infrastrukture (SMI) dan Emil Dardak ditunjukkan sebagai Presiden Direkturnya.
“Ini lembaga pertama kali ini di Indonesia, saya tidak bohong , bahkan bisa tanya sama ibu Sri Mulyani Indrawati (saat ini menteri keuangan RI),” tegas Dedi. Keberadaan SMI inipun meski menjadi solusi mendasar ternyata belum dianggap cukup.
Sebab, pelaksana proyek ternyata masih membutuhkan penjaminan dari pemerintah, bahwa proyek yang dikerjakan bernar-benar dijamin pembiayaan dan keamanannya hingga selesai. “Dari sini pun lalu muncullah solusi yakni berdirinya lembaga baru yakni PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia,” ujar Dedy.
Berdirinya lembaga ini juga tidak terlepas dari tangan dingin Emil dan pihak kementerian keuangan. Di PT PII ini juga Emil didapuk dengan jabatan mentereng. Yakni sebagai Vice President at Indonesia Infrastructure Guarantee Fund. “Kita semua bisa bayangkan bagaimana peran dan jasa Mas Emil Dardak untuk infrastruktur di Indonesia,” tanya Dedi lalu.
Terkait pencalonan Emil sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur, Dedy secara pribadi menyebut sudah tepat. “Jawa Timur membutuhkan orang seperti Emil Dardak. Dia adalah Orang Infrastruktur,” tandas Dedy. [cty]

Tags: