Empat Buku Seputar La Nyalla Diluncurkan

Empat buku seri seputar pemikiran dan kiprah La Nyalla Mattaliti dilaunching di salah satu hotel di Surabaya, Seni (15/5).

Surabaya, Bhirawa
“Saya sampai sekarang tetap heran, apa salah saya di PSSI. Orang kan dinilai kinerjanya, kalau tidak puas hasilnya silakan dihajar. Saya ini belum bekerja sebagai ketua umum sudah dihajar, organisasinya dibekukan. Itu tidak fair, tapi saya jalani ini sebagai ujian. Kelak Allah SWT yang akan menunjukkan kuasa-Nya,”.
Kalimat itu tertulis di halaman 16 dari salah satu buku La Nyalla Mattaliti yang berjudul Saat Keteguhan Berbuah Penzaliman. Buku tersebut merupakan satu dari empat buku seri seputar pemikiran dan kiprah La Nyalla Mattaliti yang dilaunching di salah satu hotel di Surabaya, Senin (15/5). Empat buku ini berisi pemikiran atau ide La Nyalla dan penjelasan tentang kontroversi sang tokoh.
“Ada empat seri, pertama tentang sosok entrepreneurship, leadership, serta pemikiran dan pandangan La Nyalla khususnya nasionalisme dan hukum,” kata penulis ketika peluncuran empat seri buku tentang La Nyalla, Amrullah.
Amru menjelaskan, ide dasar buku ini bermula dari banyaknya kontroversi dari sosok La Nyalla. “Kalau kita buka Google akan banyak kita jumpai bagaimana sosok La Nyalla terkonotasi dengan kelompok pendukung kekerasan,” ujarnya.
Dari inilah, Amru yang merupakan Koordinator Netizen La Nyalla mencoba menjelaskan posisi La Nyalla dari segala kontroversi selama ini. Di buku berjudul Saat Keteguhan Berbuah Penzaliman misalnya, dijelaskan bagaimana sosok La Nyalla di pusaran kasus dugaan korupsi dana hibah Kadin Jatim dan seputar PSSI.
Bagaimana kasus hibah Kadin itu, dijelaskan cukup runtut, sederhana dan mudah dipahami di mana posisi La Nyalla dalam kasus itu. Empat buku ini juga berusaha menjelaskan kiprah La Nyalla mulai dari latar belakang pendidikan hingga keterlibatannya baik di dunia bisnis hingga ke ranah politik.
Agus Muslim, orang dekat La Nyalla, saat menjadi panelis buku mengatakan, empat buku seri pemikiran ini berisi pemikiran pokok tentang sosok La Nyalla. “Buku ini murni garapan netizen yang diharapkan ke depannya bisa dikembangkan lagi dengan seri-seri berikutnya,” ujarnya.
Sementara itu, Idris Yahya orang dekat La Nyalla yang hadir dalam peluncuran buku kali ini mengatakan, dalam hal politik La Nyalla selalu berada di garda depan untuk memperjuangkan gagasan dan idenya, tanpa harus meminta bayaran ataupun mahar. “Saat Pilkada 2008, saat itu PPP mendukung Khofifah sudah punya 19,5 persen suara dan Partai Patriot punya 0,5 persen jadi saat itu kalau mau harga Partai Patriot sebenarnya cukup tinggi,” kata Idris.
Karenanya Khofifah, kata Idris, sempat mendatangi La Nyalla. “Bu Khofifah sempat bilang butuh dana berapa, tapi Pak Nyalla justru mengatakan akan all out membantu bahkan bersedia keluar uang pribadi tanpa harus minta mahar ke Khofifah,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Idris juga sempat mengatakan jika empat seri buku ini sama sekali tidak ada pembiayaan dari La Nyalla. “Kebetulan saya yang mencetak dan ini murni ide dari netizen dan saya yang mencetaknya,” tandasnya. [iib]

Tags: