Empat Bulan PAD Jatim Terealisasi 32,4%

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jatim kerja keras untuk mewujudkan realisasi target PAD (Pendapatan Asli Daerah) Jatim 2017. Dari target Rp 12,181 triliun, hingga bulan keempat 2017 telah tercapai Rp 3,946 triliun atau terealisasi 32,4%.
“Meski secara umum realisasi ini cukup menggembirakan, tapi kami tetap berhati-hati. Sebab jika ada sedikit goncangan ekonomi, pasti akan berdampak pada realisasi PAD. Jika kondisi terus seperti ini, target Rp 12,181 triliun pada 2017 ini akan bisa kami penuhi,” kata Kepala Bapenda Provinsi Jatim Bobby Soemiarsono SH, MSi, Selasa (9/5).
Berdasarkan data dari Bapenda Provnsi Jatim, realiasi PAD Jatim hingga 31 April 2017 mencapai Rp 3,946 triliun. Rinciannya, pendapatan paling banyak dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) telah terealisasi Rp 1,719 triliun dari target Rp 5,100 triliun atau 33,71%. Lalu disusul Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar Rp 1,187 triliun dari target Rp 3,300 triliun atau 36%.
Sementara Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) telah terealisasi Rp 668,030 miliar dari target Rp 1,950 triliun atau tercapai 34,26%. Sedangkan pajak rokok telah tercapai Rp 339,780 miliar dari target Rp 1,800 triliun atau baru tercapai 18,88%. Untuk Pajak Air Permukaan (PAP) dari target Rp29 miliar telah tercapai Rp 10,672 miliar atau 36,8 %.
“Sedangkan untuk Retribusi Jasa Umum kami berhasil memenuhi 60,35 persen dari target Rp 2,300 miliar atau telah tercapai Rp 1,387 miliar. Untuk denda kami berhasil mengumpulkan PAD sebesar Rp 14,455 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 5,383 miliar,” kata Bobby yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim ini.
Bobby menegaskan, pihaknya masih mempunyai beberapa bulan untuk menggenjot realisasi PAD sesuai target. Untuk merealisasikan target itu, Bapenda Jatim terus berusaha melakukan inovasi-inovasi, dan bekerja dengan pihak kepolisian untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak. Sebab sektor kendaraan ini tetap menjadi yang terbesar dari PAD.
“Kita terus melakukan sosialisasi, operasi layanan hingga ke pelosok-pelosok desa dengan layanan Jujuk Desa. Kami akan terus melakukan inovasi agar wajib pajak yang ingin membayar pajaknya merasa mudah, tidak sulit,”  tandasnya. [iib]

Tags: