Empat CJH Kab.Probolinggo, Wafat Sebelum Berangkat

794 CJH Kabupaten Probolinggo tasyakuran pemberangkatan ke tanah suci.

(784 CJH Probolinggo Berangkat 13 Agustus)
Kab.Probolinggo, Bhirawa
Empat calon jamaah haji (CJH) asal Kabupaten Probolinggo dipastikan gagal berangkat pada musim haji kali ini. Pasalnya, jelang keberangkatan menuju Asrama Haji Sukolilo pada 13 Agustus mendatang, mereka wafat.
Menurut Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, Santoso, Kamis 10/8, mereka adalah Jati, asal Kecamatan Bantaran; Budi Hartono, asal Kecamatan Maron; Jamaluddin, asal Kecamatan Besuk; dan Abdul Ghoni, asal Kecamatan Kotaanyar.
Almarhumah Jati, Almarhum Budi dan Jamaluddin tergabung dalam Kloter 52, sedangkan Abdul Ghoni tergabung di Kloter 51.
“Mereka wafat dikarenakan sakit. Namun, kami tidak mengetahui penyakit apa yang diderita oleh mereka,” ujarnya.
Dikatakannya, seharusnya untuk tahun ini CJH yang akan berangkat sebanyak 804 orang. Namun, seiring waktu ada perubahan karena beberapa hal, katanya.
Dijelaskan, terdapat 11 orang tertunda keberangkatannya karena belum mampu melunasi biaya haji, sakit dan hamil. Kemudian ada 13 CJH yang memutuskan berangkat dari daerah lain. Serta 4 CJH yang wafat sebelum hari keberangkatan tersebut.
“Namun, 14 orang CJH yang melakukan mutasi masuk dan berangkat lewat Kabupaten Probolinggo. Totalnya ada 794 jamaah, serta sepuluh petugas pendamping, yang akan berangkat tahun ini,” ungkapnya.
794 jamaah itu, terbagi dalam dua kloter, yakni kloter 51 dengan jumlah 445 orang, sedangkan kloter 52 berjumlah 350 orang. Calon jamaah haji ini akan bergabung dengan jamaah dari Kota Surabaya dan direncanakan berangkat dari embarkasi Surabaya pada 14 Agustus 2017.
“Kami harapkan untuk selalu menjaga kesehatannya. Serta menyelesaikan segala urusan administrasinya. Sangat disayangkan apabila ibadah haji yang diidamkan, batal atau tertunda lantaran terganjal masalah teknis,” tandasnya.
Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari mengatakan, ibadah haji ini adalah ibadah fisik. Perjalanan ke tanah suci itu butuh waktu yang lama di pesawat. Oleh karena itu, bagaimana sebelum berangkat bisa istirahat,” jelasnya.
Lebih lanjut Bupati meminta kepada ketua regu agar senantiasa mengajari regunya pada hal-hal sepele namun banyak manfaatnya. “Seperti ketika mau buang air besar maupun air kecil saat berada di pesawat maupun hotel,” terangnya.
Ratusan CJH tersebut akan berkumpul di lima titik yang telah ditentukan dan secara beraturan bersama-sama menuju ke obyek wisata religi Miniatur Ka’bah di Desa Curahsawo Kecamatan Gending.
Lima titik pemberangkatan CJH itu ialah, Kecamatan Kraksaan, Paiton, Tongas, Maron, dan Leces menjadi titik kumpul pemberangkatan sebelum akhirnya dilepas di obyek wisata religi Ka’bah, katanya.
“Jadi para CJH itu harus berkumpul sesuai dengan titik kumpul terdekatnya, dan bersama dengan CJH lainnya menuju ke Curahsawo, itu pun tidak boleh diiringi oleh pawai atau konvoi pengantar CJH dalam radius steril sekitar 3 kilometer,” tegasna.
“Begitu mulianya kesempatan yang diberikan Allah untuk menunaikan ibadah haji. Persiapkan mental dan spiritual bagaimana tanggal 13 Agustus sampai pulang menjadi tamu Allah dan Rasulullah, “jelasnya.
Menurut Bupati Tantri, mempersiapkan mental itu wajib agar supaya bagaimana akhlak menjadi seorang tamu yang baik. Sehingga begitu kembali ke Kabupaten Probolinggo menjadi putih kembali tanpa dosa.
“Persiapan fisik dan spiritual disini harus dibangun dengan baik. Haji itu tanpa disangka dan diduga oleh manusia manakala berikhtiar dan tawakkal. Oleh karena itu, orang yang berhaji jangan pernah disibukkan dengan masalah oleh-oleh. Hendaknya masyarakat mintalah doa barokahnya, “tambahnya.(Wap)

Tags: