Empat Desa di Jatim Dijadikan Desa Berbasis Ekonomi Syariah

Khairunnisa Musari Wakil Sekretaris DPW IAEII Jatim saat memberikan materi Road to ISEF di gedung serba guna BI Jember, kemarin.

Kab.Jember, Bhirawa
Sedikitnya ada empat Desa di Jawa Timur yang masuk daftar Desa Berbasis Ekonomi Syariah dari 14 Desa yang diusulkan. Ke 4 desa tersebut dianggap lolos seleksi karena memiliki indeks ekonomi tertinggi. “Dari 14 Desa yang masuk usulan, setelah melalui verifikasi dan screaning ada 4 desa yang lolos. Desa wilayah BI Jember juga masuk usulan, tapi indeknya di bawah,” ujar Khairunnisa Musari, Wakil Sekretaris DPW Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Jatim usai memberikan materi dalam Road to ISEF bertema Peran Bank Indonesia Dalam Mendorong Ekonomi Syariah dan Sistem Pembayaran Non Tunai, di gedung serba guna BI Jember, kemarin.
Menurut Khairunnisa, untuk menjadi desa syariah harus memenuhi 5 variabel yang menjadi penentu. Diantaranya akses ekonomi, akses perputaran keuangan yang baik didesa tersebut. Jember  ada desa yang masuk kandidat desa berbasis ekonomi syariah. “Kami juga diberi mandat untuk melakukkan verifikasi dan penilaian. Tapi desanya tidak boleh sebut dulu,” ujar Khairunnisa Dosen Fakultas Ekononi Bisnis Islam IAIN Jember.
Wanita berbadan subur ini mengatakan ekonomi berbasis syariah yang saat ini gencar dikampanyakan,  diharapkan menjadi solusi dan berkontribusi bagi perekononian di Indonesia. “Yang ditekankan dalam ekonomi syariah, bagaimana keuangan kita tidak dinikmati kalangan tertentu saja, tapi dapat menyentuh sektor riil di masyarakat bawah. Ekonomi berbasis syariah ini mempertemukan sektor keuangan (perbankan) dengan sektor riil di masyarakat bawah,” ujarnya pula.
Apalagi dengan sistem pembayaran non tunai, menurut Khairunnisa sangat membantu masyarakat yang un banked (masyarakat yang tidak pernah mengakses perbankan). Selain itu, ekonomi syariah ini dapat memberantas renternir yang saat ini marak beroperasi dimasyarakat. “Mereka tidak butuh pinjaman sampai diatas Rp.10 juta, paling butuh Rp.1 juta kebawah untuk modal usaha. Ini PR (Pekerjaan Rumah) bank central,” katanya.
Khairunnisa mengaku selain butuh keterlibatan semua pihak agar ekonomi syariah berkembang di masyarakat, juga terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. “Dengan keterlibatan semua pihak baik dari pemerintah maupun sektor keuangan, serta sosialisasi dan edukasi kepada masyarkat,  ekonomi masyarakat berbasis syariah akan berhasil. Utamanya sosialisasi dan edukasi, karena masyarakat banyak yang belum paham tentang ekonomi syariah.,” pungkasnya. [efi]

Tags: