Empat Jembatan Akses Jalan Nasional di Lumajang dalam Kondisi Kritis

Jembatan Gladak Abang lumajang

Jembatan Gladak Abang lumajang

Lumajang, Bhirawa
Sejumlah jembatan penghubung antar daerah di Kabupaten Lumajang saat ini kondisinya kritis. Dari hasil survei yang dilakukan Balai Besar Pemeliharaan Jalan Wilayah V dan Dinas PU Binamarga Provinsi Jatim, konstruksi jembatan melemah dan harus segera dilakukan perbaikan. ”Jika operasional jembatan ini masih tetap dilalui kendaraan dengan tonase yang berlebihan seperti saat ini, bukan tidak mungkin sewaktu-waktu akan ambruk. Kondisi inilah yang membahayakan keselamatan dan keamanan bagi pengendara,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kab Lumajang Drs Slamet Supriyono MSi, Rabu (11/2).
Lebih lanjut Slamet mengungkapkan sesuai hasil survei yang juga telah dilaporkan ke Pemkab Lumajang, ada 4 jembatan yang kondisinya kritis. Di antaranya Jembatan Grobogan lama di Desa Grobogan, Kecamatan Kedungjajang yang saat ini menunggu ditutup untuk perbaikan. “Jembatan lainnya adalah Jembatan Bondoyudo di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang dan Jembatan Gladak Abang di kawasan Kota Lumajang,”ungkapnya. Jembatan lainnya yang kondisinya kritis adalah Jembatan Kali Pancing dan Jembatan Kali Mujur di jalur selatan Lumajang.
Kelima jembatan ini konstruksinya terus melemah sehingga perlu segera dilakukan perbaikan. Apalagi, untuk Jembatan Kali Mujur sempat beberapa kali penampang jalannya berlubang akibat operasional kendaraan over tonase yang melintasinya.
“Atas kondisi ini, Pemkab Lumajang diminta melakukan upaya penertiban bagi operasional kendaraan muatan berat dengan batasan tonase sesuai dengan kelas jalan,”imbuhnya.
Hal ini sudah didisposisikan kepada jajaran Dishub guna melakukan penertiban.. Pasalnya, lanjut Slamet Supriyono, selama ini pembatasan kelas jalan terkesan tidak dihiraukan oleh armada kendaraan angkutan berat, terutama pasir yang melintas. “Jika pembatasan tonasenya sampai 10 ton, maka yang melintas saat ini sampai 50 ton untk setiap kendaraan. Jika terus-terusan dilalui kendaraan over tonase seperti ini, maka akan sangat membahayakan,” katanya.
Sebetulnya di Lumajang ada jembatan timbang Klakah yang diperketat batas tonasenya. Jika berlebihan, maka akan dilarang meneruskan perjalanan dan diminta kembali. Regulasi ini diterapkan ketat, sama dengan yang diterapkan di jembatan timbang lainnya. ”Tujuannya, agar infrastruktur penunjang lalu lintas tidak membahayakan,”terangnya.
Sementara itu, terkait kapan infrastruktur keempat jembatan yang kondisinya kritis karena konstruksinya melemah ini akan dilakukan perbaikan, Pemkab Lumajang menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU). ”Sebab, infrasturktur jembatan itu berada di akses jalan nasional yang kewenangan perbaikan dan penganggarannya pada pemerintah pusat,”tandasnya.
Selain itu rusaknya sejumlah infrastruktur termasuk jembatan di wilayah Kabupaten Lumajang, mendorong pemkab setempat melakukan pengawasan muatan kendaraan angkutan berat. Pengawasan ini akan dilakukan dengan menertibkan kendaraan angkutan berat di jalan dan memfilter muatan di akses terdekat dari titik pemberangkatan. Pemkab Lumajang akan membuat terobosan dengan melakukan pengawasan muatan bagi truk pasir di jembatan timbang di Desa Madurejo, Kecamatan Pasirian yang dikelola pihak swasta. Opsi lainnya menyiapkan jembatan timbang portable di hulu atau titik terdekat dengan leveransir. Guna kepentingan ini, Pemkab Lumajang akan melayangkan surat kepada Menteri Perhubungan terlebih dulu.  “Jika disetujui, maka jembatan timbang portable itu akan diletakkan di hulu. Tujuannya, agar kendaraan angkutan berat bermuatan pasir bisa difilter sebelum menginjak akses jalan nasional,” katanya. [yat]

Tags: