Empat Kabupaten Wilayah Bakorwil V Jember Masuk Zona Merah Kusta

Kasi Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Prov. Jatim Sri Murtini, SKM MMS saat menjadi pemateri dalam Raker Penguatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan Kerusakan Lingkungan Hidup se Wilker Bakorwil V Jember, Rabu (28/2/2018).

Jember, Bhirawa
Meskipun Jatim dinyatakan sudah tereliminasi dari penyakit kusta, namun masih ada daerah di Jatim yang masuk zona merah penyakit kusta. Diantaranya beberapa kota diwilayah Bakorwil V Jember yang masuk 10 besar penderita kusta. Yakni Jember, Lumajang, Situbondo dan Probolinggo.
Hal ini diungkapkan oleh Kasi Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Prov. Jatim Sri Murtini, SKM MMS saat menjadi pemateri dalam Raker Penguatan Kualitas Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan Kerusakan Lingkungan Hidup se Wilker Bakorwil V Jember, Rabu (28/2).
Menurut Murtini, daerah yang masuk zona merah ini, penderitanya diatas prevalen 1 / 10.000 penduduk. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Prov. Jatim tahun 2017 ditemukan kasus baru penyakit kusta sebesar 3.047 orang. Dari Jumlah itu, Jember terdata 182 kasus, Lumajang 164 kasus, Situbondo 117 kasus dan Probolinggi 108 kasus. Sedang tertinggi pertama Kabupaten Sumenep dengan 452 kasus.” Ini menjadi atensi Gubernur, karena saat ini Gubernur Jatim memperioritaskan penanganan tiga penyakit menular. Yakni TB, HIV dan Kusta,” ujarnya.
Murtini juga mengatakan, dalam penanganan penyakit Kusta dibutuhkan kerjasama semua pihak, utamanya dari masyarakat sekitar. Karena untuk mencari penderi kusta ini, ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.” Kebanyakan mereka menyembunyikan. Mereka terkadang tidak tahu, bercak merah atau bercak putih yang ada dikulit dikira penyakit biasa atau panu. Setelah diperiksa ternyata kusta. Ini yang perlu kita pahamkan kepada petugas kesehatan mapun masyarakat. Sehingga kalau ada gejala seperti itu segara di bawah ke puskesmas untuk diobati secara gratis,” ujarnya.
Terlemenisasinya Jatim dari Kusta tidak berpengaruh terhadap tingginya penyakit kusta secara nasional. Karena berdasarkan data, Indonesia merupakan negara ketiga penyumbang kusata terbesar dunia. Dari peringkat itu, ternyata Jatim 33 persennya ikut andil, tertinggi diwilayah Madura.
“Kita jangan bangga dulu meskipun Jatim masuk provinsi tereleminiasi dari Kusta, karena secara nasional kita tertinggi ke tiga secara dunia. Oleh karena itu, upaya pencarian dan penyisiran didaerah yang dianggap endemik kusta terus dilakukan, terus memberikan pemahamanan kepada masyarakat karena penyakit kusta bisa disembuhkan,” katanya pula.
Meskipun secara grafis tereleminasi, tapi penderita kusta cacat 2 di Jatim masih tinggi hampir 8 persen. ” Ini disebabkan karena penemuan penderita kusta ini terlambat hingga mengakibatkan kecacatan. Kalau sudah terlambat sangat sulit untuk disebuhkan. Kalau masih bercak merah bisa diobati, tapi kalau sudah cacat kasihan pasiennyan,” tandasnya pula,
Oleh karena itu, untuk menekan angka penyakit kusta kepada masyarakat, pihaknya berharap petugas kesehatan yang ada di desa maupun kecamatan untuk terus bersosialisasi kepada masyarakat. Paling tidak memberikan pemahamam dan ciri-ciri penyakit kusta.” Sehingga jika ada salah satu warganya yang menderita penyakit seperti ciri-ciri penyakit kusta, segara dibawa ke balai pengobatan terdekat,” terangnya.
Kepala Bakorwil V Jember R.Thahjo Widodo mengaku prihatin karena beberapa kabupaten diwilayah kerjanya masuk zona merah kusta. Dengan adanya temuan itu, pihakanya berharap Dinas Kesehatan masing-masing daerah untuk terus proaktif melakukan pencarian dan sosialisasi kepada masyarakat.” Dengan cara sepeerti ini, masyarakat akan lebih paham dan tanggap terhadap penularan penyakit kusta disekitarnya. Paling tidak masyarakat mengenal ciri-ciri kusta kepada masyarakat,” harapnya.
Menurut Tjahjo, sosialisasi kusta ini tidak hanya kepada masyarakat, tapi kepada pemegang kebijakan. ” Pak Gubernur sudah memperioritaskan penyakit kusta ini, selain HIV dan TB. Obat penyakit kusta disediakan oleh pemerintah dan gratis,” pungkasnya pula. [efi]

Tags: