Empat Kios Pupuk di Kota Batu Mundur sebagai Kios Pupuk Lengkap

Tak optimalnya keberadaan Kartu Tani di Kota Batu membuat distribusi pupuk bersubsidi ke para petani ikut tak maksimal.

Kota Batu, Bhirawa
Sebanyak empat kios penjual alat pertanian dan pupuk mengundurkan diri dari statusnya sebagai Kios Pupuk Lengkap (KPL). Status KPL diberikan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu sebagai kios penyedia pupuk bersubsidi. Alasan mundur sebagai KPL karena penggunaan Kartu Tani yang dinilai tidak efektif.

Sebelumnya ada sebelas toko/ kios penjual pupuk yang ditetapkan sebagai KPL. Dengan mundurnya empat toko di antaranya, otomatis KPL penyedia pupuk bersubsidi di Kota Batu tinggal tujuh kios saja.

Adapun keempat kios yang mundur sebagai KPL yaitu, Toko Morodadi, UD Gangsar, Toko Pertanian Purba, dan UD Agro Junrejo.

Pemilik UD Gangsar, Handoko Soekanoto mengatakan keinginan mengundurkan diri telah muncul sejak September lalu. Namun oleh pihak distributor tidak diperbolehkan hingga masa kontraknya habis di tahun 2020.

“Jadi per 1 Januari 2021 lalu, UD Gangsar tak lagi menjadi anggota KPL,” ujar Handoko, Selasa (23/2).

Ia menjelaskan, ada beberapa alasan yang yang menjadi penyebab mundurnya UD yang dikelolanya sebagai KPL. Salah satunya, karena distributor juga mengirim pupuk di luar pesanan. Bahkan tak jarang distributor mengirim pupuk non subsidi.

Saat ditanyakan, distributor beralasan pengiriman pupuk non subsidi ini agar petani mendapat pupuk yang berimbang. “Distributor terkesan mengirim pupuk seenaknya. Seperti, kirim non subsidi secara tiba- tiba. Padahal yang tahu kebutuhan pupuk, itu petaninya sendiri,” ungkap Handoko.

Tak hanya itu, kadangkala mesin gesek electronic data capture (EDC) yang disediakan di setiap KPL sering bermasalah. Mesin itu tak berfungsi saat melakukan transaksi penggesekan dengan Kartu Tani. Karena syarat untuk melakukan penebusan pupuk oleh petani harus menggunakan kartu tersebut.

Akibatnya, Handoko melakukan pencatatan manual sesuai arahan distributor. “Begitu nyatet laporannya diajukan ke distributor, kok malah ditolak. Katanya tidak diperbolehkan oleh dinas. Karena harus gesek lewat EDC, padahal mesin EDC-nya nggak berfungsi,” tambah Handoko bernada kesal.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Pertanian DPKP Kota Batu, Harijadi Agung mengatakan, keluhan pihak kios sebagai KPL karena sumber daya manusia (SDM) yang ada masih belum memahami dan masih ada yang melakukan secara konvensional. “Jadi kesalahan tidak sepenuhnya di distributor, ketersediaan pupuk di distributor di Malang sebenarnya masih banyak, tetapi tidak tersalurkan,” ujar Harijadi.

Sebagai solusi, saat ini pihak distributor telah menggandeng mitra baru sebagai KPL. Mitra baru itu untuk menggantikan empat KPL yang telah mengundurkan diri. “Mitra baru yang digandeng yakni Sumber Bening, Haggas Tani, Lestari Makmur Dadaprejo, dan satu toko di Desa Sumberejo, saya lupa namanya,” ujar Harijadi.[nas]

Tags: