Empat Lokasi Karhutla Padam, Penyebab Faktor Alam Esktrim

Personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD Lumajang, TNBTS, relawan dan masyarakat sekitar dengan berupaya memadamkan Api, menggunakan cara manual yakni di “gepyok” dan jet shooter yang jumlahnya sangat terbatas.

Lumajang, Bhirawa
Kebakaran hutan di sejumlah titik di Lumajang dipastikan akibat faktor alam dan bukan kesengajaan. Saat ini emnpat lokasi kebakaran hutan di Lumajang telah berhasil dipadamkan.
Sebelumnya tercatat ada empat lokasi Karhutla yakni di puncak Gunung Semeru, Hutan Argosari, Puncak B 29 Kecamatan Senduro dan di Kawasan Gondoruso Kecamatan Pasirian. Kebakaran ini melalap areal lebih dari 102 Hektare dan telah berhasil dipadamkan.
Dari hasil penyelidikan hingga saat ini disebabkan oleh faktor alam karena terik panas matahari yang ekstrim di tambah angin kencang hingga menyebabkan kebakaran hutan.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Mohammad Wawan Hadi Siswoyo yang mengatakan, bahwa sengatan matahari di musim kemarau itu sejak bulan Juli hingga Bulan Oktober ini, telah terjadi kekeringan yang cukup ekstrim sehingga suhunya di areal hutan yang dilanda kekeringan itu bisa mencapai 35 derajat Celcius, yang mudah memicu terjadinya titik api.
Dikonfirmasi di ruang kerjanya, Wawan (14/10), menjelaskan bahwa Karhutla di Lumajang seluruhnya telah selesai di padamkan, oleh personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD Lumajang, TNBTS, relawan dan masyarakat sekitar .
Tim pemadaman menggunakan cara manual yakni di “gepyok” dan dibantu alat jet shooter yang jumlahnya sangat terbatas, seperti yang di lakukan di empat lokasi yakni di Puncak Semeru, Kawasan Hutan Argosari, dengan medan yang sangat terjal dan jauh dari lokasi air.
Sementara baru baru ini yang juga mengalami kebakaran yakni, puncak B29 serta di kawasan hutan di Gondoruso, menurut Wawan , dapat diatasi dengan cepat oleh tim gabungan bersama masyarakat menggunakan alat seadanya, dan api berhasil dipadamkan.
“Baru kali ini Semeru di puncak Arcopodo dan Argosari mengalami kebakaran, dan medannya sangat terjal, bahaya dan menyulitkan di dua lokasi tersebut sangat sulit,” ujarnya.
Titik terparah karhutla itu menurutnya terjadi di puncak Gunung Semeru, yang terjadi kebakaran di 16 titik api, dengan lokasi yang berjauhan antara satu dengan lainnya, ditambah medan yang sulit dan jauh dari air, sehingga sekitar 102 Hektar tanaman hutan habis dilalap api, akibat api sulit dipadamkan.
Untuk mengantisipasi adanya titik api lagi, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan masyarakat sekitar lokasi kebakaran, Dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan terus berjaga-jaga adanya kemungkinan kemungkinan api yang saat ini telah padam, muncul kembali akibat cuaca ekstrem yang terjadi hingga saat ini.
” Meskipun tidak ada korban jiwa, tapi karhutla saat ini berdampak pada kerusakan hutan dan ekosistem yang ada,” pungkasnya.(Dwi)

Tags: