Empat Program Prioritas Disperpusip Jatim

Demi memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, Pemkot Surabaya melalui Dispusip menghadirkan inovasi dengan menciptakan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Herbal.

Pemprov, Bhirawa
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sosial Provinsi Jawa Timur (Diperpusip Jatim) memiliki program prioritas tahun 2021 bidang Perpustakaan, yaitu Perpustakaan berbasis inklusi sosial, Pembudayaan kegemaran membaca dan literasi, dan Jejaring dengan Pusat Kajian Jawa Timur, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan, dan Pelestarian naskah kuno dan koleksi budaya etnis.
Menurut Plt Kepala Diperpusip Jatim, Supratomo, Program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, nantinya akan mendorong perpustakaan melakukan transformasi layanan berbasis inklusi sosial. Melalui pelatihan dan pendampingan untuk merancang perpustakaan agar memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi di masyarakat dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Perpustakaan didorong membentuk komunitas sesuai kebutuhan dan potensi sumber daya masyarakat.
Dikatakannya, perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan strategi yang dilakukan untuk mendekatkan buku – buku ilmu terapan atau buku, yang berisi kesuksesan seseorang agar bisa menginspirasi masyarakat.
“Tahun 2020 telah dilakukan terhadap 11 desa/kelurahan pemenang lomba desa sebagai reward dan sekaligus sebagai pilot project, akan dilanjutkan di 2021, dan tahun – tahun mendatang,” katanya
Selanjutnya Program Pembudayaan Kegemaran Membaca dan Literasi. Penghalang berkembangnya kegemaran membaca adalah masalah budaya tutur dan dengar yang mendominasi kebiasaan masyarakat. Maka harus melengkapi budaya baca dan tulis, da empat aspek dalam pengembangan kegemaran membaca yaitu koleksi bacaan, minat baca, kebiasaan membaca dan budaya baca.
Disisi lain, Supratomo mengatakan, walaupun Indeks Literasi Jawa Timur (tertinggi) dan Indeks Kegemaran Membacanya (tertinggi kedua setelah Yogyakarta) masuk kategori tinggi di atas tara-rata nasiona. Tetapi mengingat budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar harus dimiliki setiap warga negara untuk menjadi bangsa yang maju, maka program pembudayaan kegemaran membaca dan literasi terus kami prioritaskan.
Pada tahun 2021, Diperpusip Jatim memobilisasi melalui Tiga Bidang sekaligus untuk membudayakan kegemaran membaca dan literasi. Ketiga bidang itu, bidang pelayanan, bidang pembinaan, dan bidang Bidang Deposit, Akuisisi, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan. Untuk Bidang pelayanan, dilakukan melalui pelayanan perpustakaan, pelayanan ekstensi melalui mobil perpustakaan keliling/LTPD/LTPS, mobil dongeng, dan pelayanan/pengembangan perpustakaan digital melalui aplikasi djatim. Selain itu juga ada promosi perpustakaan melalui talk show, siaran radio, Bunda Baca/Duta baca, pemberian penghargaan kepada pegiat perpustakaan/literasi dan kegiatan mendongeng.
“Di masa pandemi dilakukan melalui Inovasi layanan berupa IG live : Bahasa (bahas apa saja), Dolen (dongeng online) dan Jambulen (Layanan peminjaman dan pengembalian buku secara online),” katanya.
Di bidang Pembinaan, Diperpusip Jatim mendorong agar perpustakaan diselenggarakan sesuai Standar Nasional baik koleksi, sarpras, pelayanan, tenaganya, penyelenggaraannya dan pengelolaanya.
“Diperpusip Jatim akan terus melaksanakan kegiatan bimbingan teknis penyelenggaraan perpustakaan, pendampingan akreditasi perpustakaan, pembinaan SDM, sertifikasi dan uji kompetensi pustakawan, penilaian angka kredit pustakawan, lomba perpustakaan desa, pemilihan pustakawan berprestasi terbaik, dan pembinaan organisasi profesi/organisasi promosi gemar membaca,” ujarnya.
Di Bidang Deposit, Akuisisi, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan, Diperpusip Jatim mendorong melalui kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan perpustakaan, pengembangan koleksi deposit/pengelolaan Karya cetak dan Karya Rekam (UU Nomor 13 tahun 2019), pelestarian koleksi (fumigasi, perbaikan buku, penjilidan, penyampulan).
Program prioritas selanjutnya jejaring dengan Pusat Kajian Jawa Timur, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan lainnya. Program ini mengembangkan jejaring katalog induk dengan semua jenis perpustakaan untuk menyiapkan sarana penelusuran bahan perpustakaan di seluruh anggota jaringan, pemanfaatan bersama sumber-sumber informasi, kerja sama pengolahan bahan perpustakaan (katalogisasi), dan pengumpulan data perpustakaan.
Saat ini Disperpusip telah terkoneksi dengan Perpusnas, Perpustakaan kab/kota dan beberapa perpustakaan perguruan tinggi melalui Inlise dan website. ”Sekarang kami sedang mengembangkan jejaring antara Perpusnas, Pusat Kajian Jatim di Unisma dan Diperpusip Jatim. Jejaring ini akan dikoneksikan dengan perpustakaan di Leiden Belanda,” katanya.
Terakhir Program Pelestarian naskah kuno dan koleksi budaya etnis yang mengembangkan fungsi kulturalnya. Perpustakaan mengumpulkan dan menyimpan berbagai hasil budaya bangsa dalam bentuk cetakan, dan atau rekaman khususnya lokal konten yang memiliki kekhasan tersendiri sebagai cermin keunikan kebudayaan daerah dalam bentuk bahan pustaka yang sangat penting keberadaannya, sehingga setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
Maka Diperpusip Jatim terus melakukan upaya mengidentifikasi, mendaftar, mengumpulkan, mengalihmedia, menerjemahkan, mengalihaksara naskah kuno yang ditemukan di wilayah Jawa Timur. Mengumpulkan serta melakukan pengelolaan terhadap koleksi budaya etnis yang ada di Jawa Timur.
Upaya ini tidak mudah, lanjutnya, beberapa naskah kuno perlu dilakukan ritual khusus untuk bisa mengalihmediakan naskahnya, dan tidak selalu berhasil seperti di Situbondo dari delapan lontar yang bisa discanner hanya dua, yang lain tidak muncul gambarnya.
“Kami juga mendorong penulisan tentang budaya etnis di Jawa Timur, baik melalui seminar, lokakarya, dan kegiatan sejenisnya,” katanya. [rac]

Tags: