Empat Psikolog Dampingi Andreas Ikuti US SD

Andreas Septian Danuarta, (tengah) bersama teman-temannya usai mengikuti hari pertama US SD di SDN 274 Wonorejo, Surabaya. [adit hananta utama/bhirawa]

Andreas Septian Danuarta, (tengah) bersama teman-temannya usai mengikuti hari pertama US SD di SDN 274 Wonorejo, Surabaya. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Kejadian pahit yang dialami Andreas Septian Danuarta belum sepekan berlangasung. Namun, siswa kelas 6 SDN 274 Wonorejo itu terlihat begitu tegar. Guratan sedih karena ditinggal keduaorangtuanya berangsur membaik. Hari pertama Ujian Sekolah (US) pun dilaluinya dengan penuh percaya diri.
“Insyallah bisa semua. Soal-soalnya aman, tidak ada yang sulit,” tutur Andreas di temui usai mengikuti US SD di sekolahnya kemarin, Senin (18/5). Seperti diketahui, Andreas merupakan anak pertama dari pasangan Teguh Susanto (45) dan Sriyatun (35). Keduanya meninggal karena saling cek-cok yang berakhir dengan pembunuhan istri dan diikuti aksi bunuh diri oleh Teguh.
Selama ujian berlangsung, Andreas memang mendapat perhatian khusus. Baik dari pihak sekolah maupun tim yang diterjunkan Pemkot Surabaya. Bahkan di sekolah yang terletak di Jalan Wonorejo Rungkut I itu, ada empat psikolog yang mendampingi Andreas.
“Kita terjunkan tim, ada tiga psikolog dan saya yang juga dari jam 06.15 stand by di sekolah menunggu Andreas,” tutur Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Anak Anna Fajriati.
Anna mengakui sangat hati-hati dalam mendampingi Andreas. Sebab, trauma atas kejadian itu bisa muncul sewaktu-waktu jika dia mengingat kembali perkara tragis itu. Karena itu, tim yang diterjunkan pun dibagi menjadi dua.
“Satu tim menuju ke rumah Andreas untuk memastikan kesiapannya ke sekolah. Satu tim lagi menunggunya di sekolah. Kita tetap berusaha menjaga privasi dia, karena itu kita juga membuat jarak dengan Andreas,” tutur Anna.
Kondisi psikis Andreas saat ini diakui Anna sudah lebih baik. Dia terlihat lebih siap dengan kondisi yang saat ini dijalaninya. Sejak datang ke sekolah, dia pun sudah bisa bercanda dengan teman-temannya. “Secara psikis anak ini bagus. Mentalnya mungkin sudah terbangun sejak dulu. Berbeda dengan adiknya yang sampai sekarang masih sangat pendiam meskipun sudah ada perkembangan,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Kepala Bapemas dan KB Nanis Chairani juga menyempatkan datang untuk mengetahui kondisi Andreas. Dia mengungkapkan, pendampingan selama ujian ini sengaja dilakukan secara intensif. Namun selepas dari itu, pendampingan akan terus dilakukan. Termasuk saat dia akan masuk ke jenjang berikutnya.
“Dia ingin masuk ke SMPN 35 Surabaya. Ini akan kita kawal, karena dia termasuk bagian dari kuota lima persen yang berasal dari keluarga tidak mampu,” kata Nanis.
Hal serupa juga diungkapkan Kepala SDN 274 Wonorejo Sri Widiati. Perempuan yang akrab disapa Wiwik itu mengakui bahwa Andreas termasuk siswa yang sangat mandiri. Termasuk dalam mengelola keuangan. “Tabungan sekolahnya mencapai Rp900 ribu. Itu jumlah yang sangat besar untuk anak seusianya,” tutur Wiwik.tam

Tags: