Empati PT Garuda Indonesia Terlilit Hutang Rp70 T, BEI Sumbang Saran Bertahan

Surabaya ,Bhirawa
PT.Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang terlilit utang sebesar Rp 70 triliun, di mana jumlah utang tersebut bertambah lebih dari Rp 1 triliun setiap bulannya. Berbagai upaya telah dilakukan Garuda untuk meminimalisir beban keuangan yang ditanggungnya tersebut.

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah meminta penjelasan Garuda Indonesia terkait kondisi perusahaan. Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, manajemen Garuda Indonesia menyatakan, perseroan saat ini terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis potensial untuk mendukung peningkatan pendapatan usaha, yaitu dengan sejumlah inisiatif di antaranya memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong peningkatan pendapatan, hingga meluncurkan program promosional berupa Garuda Eco Lite, Garuda Online Travel Fair dan Thank God It’s Friday serta berbagai program promosional lainnya.

Garuda juga melakukan pembukaan penerbangan langsung khusus kargo guna mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM, pengoperasian pesawat passenger freighter, optimalisasi layanan charter kargo, hingga pengembangan layanan pengiriman barang “Kirim Aja” berbasis aplikasi digital.

“Sejalan dengan optimalisasi bisnis kargo, perseroan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis Cargo hingga 40% dari sebelumnya 10% hingga 15%,” kata manajemen Garuda dalam keterbukaan informasi yang dikutip

Dari sisi biaya, lanjut manajemen Garuda, perseroan tengah dan terus melakukan upaya renegosiasi dengan lessor serta menjalankan langkah strategis berupa restrukturisasi kewajiban usaha serta berbagai inisiatif strategis lainnya. Perseroan juga melakukan upaya penyelarasan supply and demand yang salah satunya dilakukan pada aspek pengelolaan SDM melalui program pensiun dini yang ditawarkan secara sukarela kepada karyawan.

Terkait penyelesaian utang, manajemen Garuda mengatakan saat ini perseroan telah dan terus melakukan upaya-upaya dalam rangka memastikan risiko solvabilitas dapat dimitigasi dengan sebaik-baiknya, antara lain dilakukan melalui negosiasi dengan lessor pesawat, melakukan restrukturisasi utang usaha, termasuk terhadap Badan Usaha Milik Negara serta mitra usaha lainnya, dan juga negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya.(ma)

Tags: